Bab. 13 ||"Apa itu kamu...?"||

133 22 4
                                    

Bab. 13

Psikiater Calendrik, kantor

"Tuan."

"Masuk."

Dokter Fei mengangkat alisnya saat melihat muridnya yang paling membanggakan datang dengan laporan ditangannya.

"Ada apa?"

"Tuan..."

"Hm?"

"Aku punya pasien yang aneh."

"Lalu?"

"Lihat tuan."

Dokter Fei membuka laporan yang ada di atas meja setelah muridnya menyerahkan kepadanya. Matanya tiba-tiba menyusut saat melihat foto yang ada di kertas laporan.

Apa itu kamu Varo...?

"Tuan apa kamu baik-baik saja?"

Jessie bertanya dengan khawatir saat melihat tangan tuannya bergetar setelah melihat laporan yang diberikan olehnya.

"Aku baik-baik saja."

"Dan..."

"Tuan, bagaimana bisa orang yang memiliki keluarga yang penuh kasih akan mengembangkan masalah mental yang serius? Aku telah bertanya kepada anggota keluarga pasien apakah dia pernah mengalami masalah penyakit mental, dan mereka berkata bahwa pasien pernah mengalami depresi dan autis."

"Tapi masalahnya adalah pasien ini sangat bermasalah. Selain dia sekarang mengalami amnesia, kenapa sangat sulit untuk berkomunikasi!?"

"Jessie, bagi sebagian besar orang yang telah mengalami pengalaman yang buruk pasti ingin melupakan kenangan buruk itu jauh di dalam hatinya dan tidak ingin orang-orang membicarakannya lagi karena hal tersebut, seperti menaburkan garam di hatinya yang sudah terluka dan berdarah."

"Mereka tenggelam, dan semakin tenggelam dalam rawa kegelapan yang menjerat mereka dan tidak bisa melepaskan diri."

"Lalu sebagian kecilnya lagi, menganggap pengalaman dan kenangan buruk itu sebagai pendorong dalam hidupnya untuk memotivasi dirinya di saat-saat terburuk mereka."

"Mereka belajar dari pengalaman buruk mereka dan memberi mereka nasihat untuk diri mereka sendiri agar mereka bisa terus berjuang dan berjalan dengan kepala tegak di dunia, meskipun kenangan buruk selalu menghantui mereka."

"Jadi Jessie..."

"Sudah berapa lama kamu bersamaku?"

Jessie tertegun, dia memikirkannya dengan hati-hati saat tuannya bertanya padanya dengan suara lembut.

"Tujuh, tujuh tahun."

"Apa yang kamu lihat dari mereka?"

Dokter Fei tidak terburu-buru untuk mendapatkan jawaban murid jeniusnya. Dia mengajarinya dan membimbingnya dengan hati-hati agar orang jenius ini tidak mengambil jalan bengkok seperti temannya, apalagi pengalaman muridnya ini hampir sama dengan temannya, jadi dia bertanya lagi dengan lembut.

"Dan bagaimana denganmu?"

"Aku..."

Mata hijau Jessie semakin cerah saat dia memikirkan perkataan tuannya dengan hati-hati.

"Seperti ku, aku menganggap pengalaman yang menjadi mimpi buruk bagiku sebagai pendorong untuk bisa terus maju dan menjadi bintang ku sendiri!"

"Mengingatkan diriku bahwa aku bisa, dan akan selalu terus melihat ke depan tanpa menoleh kebelakang yang dimana kenangan buruk itu akan menjadi belenggu yang akan mengikat ku seumur hidup jika aku terus tenggelam pada masa lalu!"

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now