Bab. 36 ||Terimakasih||

29 8 3
                                    

Bab. 36

"..."

Dokter wanita itu mengangkat dagunya kearah Aleta dan membiarkannya menahan Elvano yang terdiam.

"Quenby, tunggu!"

"Diam! Dan terima pengobatan mu saja!"

"..."

Tanpa menunggu Elvano berlama-lama, Aleta membuka bajunya dan memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang proporsional dengan otot perut.

"Dokter, ayo lakukan."

Pasangan muda ini...

Dokter wanita itu menggelengkan kepalanya dan dengan berhati-hati mengeluarkan pecahan kaca yang menempel di punggung remaja di depannya.

Wajah Elvano menjadi dingin, dia hanya mengerutkan keningnya saat pecahan kaca yang menempel di punggungnya ditarik keluar.

Firda yang sedang mengeluarkan pecahan kaca mulai berbicara dengan Aleta yang sedang menatapnya dengan serius dan Elvano dengan wajah dingin.

"Kamu tidak bisa menolak kebaikan pacarmu yang tidak ingin kamu terluka, apa yang akan pacarmu lakukan jika dia diam-diam merasa sedih?"

"..."

???

"Hei, untung saja ini kaca-kaca ini tidak menembus daging lebih dalam."

"Oke. Mari kita memeriksa lehermu."

Firda yang melepaskan sarung tangan karetnya menggosok kepala Aleta dengan lembut dan mengganti sarung tangan karet dengan yang baru. Dia tidak bisa untuk berhenti berbicara melihat sikap pasangan muda di depannya yang masing-masing memiliki wajah menakjubkan.

"Dan kamu jangan bersikap terlalu dingin dan serius padanya."

Aleta menekan dahinya saat dokter wanita itu menjentikkan jarinya di dahinya dengan mata kosong.

"Jika kalian bertengkar, bicarakanlah dengan tenang dan jangan terbawa emosi yang berlebihan."

Elvano: "..."

Aleta: "..."

"Aduh! Maafin bibi ya, ini akan menjadi sedikit sakit."

"???"

Sebelum Elvano bisa merespon, dokter wanita itu menekan tenggorokan dengan kuat.

"Batuk! Batuk! Batuk!"

"Kamu..."

Aleta terkejut dengan perilaku dokter wanita itu yang terlalu sembrono kepada pasiennya.

"Oke, selesai."

Frida bertepuk tangan saat dia telah selesai membalut perban di leher remaja didepannya.

"Ada apa?"

"Tidak... Tidak ada apa-apa."

OvO

....

Elvano dan Aleta saling memandang setelah hanya tersisa mereka berdua di bangsal. Aleta menarik kursi dan duduk dengan kaki bersilang saat dia menatap Elvano dengan mata kuning cerahnya.

"... Mari kita bicara."

"Oh."

"Apa yang dikatakan oleh Arkanio?"

"..."

Elvano memalingkan kepalanya dan tidak menatap Aleta saat dia bertanya tentang apa yang terjadi sebelumnya. Dengan alis berkerut, Aleta menopang kepalanya dan menatap jendela bangsal yang menampakkan sebuah taman dimana pasangan tua saling berbicara dan tertawa, anak-anak yang mengenakan baju rumah sakit bermain, dan para perawat yang menjaga mereka.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang