Bab. 23 ||Milikku||

84 12 5
                                    

Bab. 23

"Sial!"

"Sejak kapan mereka saling kenal!?"

"Sikap mereka saja seolah-olah mereka sudah lama tidak saling bertemu!"

"Gan!"

Berbagai seruan membuat mereka yang masih tercengang dengan vidio singkat dari ponsel Arfian terbangun dan mulai menatap Algibran yang masih dalam keadaan tercengang.

"Hahahaha!"

Gallendra tertawa terbahak-bahak dan mulai menyindir Algibran dengan keterampilan mengejeknya yang MAX.

"Oh! Apa yang aku lihat~! Saudaraku yang baik menyukai tunangan mu, dan kamu sudah memiliki kekasih kecil yang selalu bersamamu. Lebih baik putuskan pertunangan secepatnya dengan damai dan bahagia, bukankah ini yang terbaik dari dua dunia~?"

"Kakak ipar yang cantik sedang dalam perjalanan~"

"Lalu dapatkan~"

"Hei! Hei! Hei!"

Tubuh pria muda dengan rambut pirang gelap bergetar karena tawa, dia mengabaikan teman-temannya yang menatapnya dengan ekspresi halus di wajah mereka.

"Selamat tinggal! Aku akan menemukan kakak ipar dan saudaraku~"

Dia menyenandungkan sebuah lagu dengan manis dan suasana hati yang baik.

"Benar, putuskan saja pertunangan mu dengan Aleta. Karena kamu menyukai Adele, bukankah ini menjadi lebih mudah untuk menolak pertunangan kalian?"

Arkanio menepuk pundak Algibran dan memberikan semangat dengan wajah dinginnya, kemudian dia berjalan keluar dengan kakinya yang panjang.

Arsenio menganggukkan kepalanya dan mulai menyusul saudara kembarnya. Bastian memberikan tepukan lembut di punggungnya dan Dylan memberikan semangat kepada Algibran dengan wajah bayinya.

"Sebenarnya Gibran, aku tidak menyukaimu yang sangat plin-plan tentang perasaanmu. Jelas kamu menyukai Adele tapi kamu masih mempertahankan pertunangan kalian, bukankah Aleta telah membuatmu risih sebelumnya?"

"Kali ini adalah kesempatan yang bagus untuk saling memutuskan pertunangan dengan damai. Kamu telah menemukan orang yang dicintai dan dia telah menemukan orang yang mencintainya, ini adalah yang terbaik bagi dua dunia."

Setelah Arfian menasehati temannya yang memiliki temperamen keras kepala yang seperti batu, dia menyusul teman-temannya yang telah pergi dan meninggalkan Algibran sendiri di kantin.

"Putuskan pertunangan? Ayo lakukan! Jika ingin putus, putus saja! Aku hanya menyukai Adele! Gila!"

....

UKS

Tak!

Aleta menjentikkan jarinya ke dahi Elvano yang telah melepaskan pelukannya dan berperilaku baik dengan menundukkan kepalanya.

Elvano mengangkat kepalanya dan menatap Aleta yang memiliki wajah serius dengan sedikit gugup. Wajahnya yang cantik dari gadis didepannya membuat dia merasakan sebuah ilusi bahwa mendapatkannya sangatlah sulit.

Menekan bibirnya dengan erat, baru kali ini dia merasakan perasaan sulit untuk mendapatkan sesuatu sangatlah tidak nyaman dan buruk. Jika di kehidupan sebelumnya dia menganggap 'semakin sulit didapatkan semakin bersemangat dan tertantang untuk mendapatkannya', maka sekarang dia...

Ingin praktis, mudah dan langsung.

Dengan memenjarakannya dan menandainya dengan jejaknya sendiri ditubuh gadis di depannya, tapi jelas ini tidak mungkin dia lakukan. Elvano tidak ingin mata kuning secerah matahari ini akan menjadi kusam dan kering saat dia memandangnya.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now