Bab. 48 ||"Aku akan membantumu."||

12 2 0
                                    

Bab. 48

Sudah satu minggu berlalu sejak mereka pergi berbelanja bersama, Elvano dan Aleta semakin terlihat akrab dan tidak lagi bersikap canggung kecuali...

Grethania yang selalu muncul entah dari mana seperti hantu dan mengganggu kebersamaan mereka.

"Leta, aku benar-benar iri padamu. Bisa punya pacar yang tampan dan bisa memasak."

Mata hijau Grethania menatap Aleta dengan iri apalagi melihat perbandingan makanan mereka yang berbeda jauh. Penampilan makanan yang ada dikotak makan siang Aleta dan Elvano sangat menggugah selera yang membuat Grethania menatap makanannya dengan tidak nyaman.

Elvano: "..."

Matanya tidak bisa untuk tidak melihat Aleta yang semakin dekat dengan Grethania dengan kesal. Elvano mendengus dingin dan kembali memakan makanan yang ada di depannya.

"Leta~"

Keysa duduk di samping Aleta dan menghimpit Aleta ditengah-tengah dirinya dan Grethania.

"Ini teh susu milikmu."

"Terimakasih~"

Aleta menekukan matanya menjadi bulan sabit saat dia mengambil teh susu ditangan Keysa. Dia tidak menyadari sahabatnya sedang menatap Grethania dengan tatapan provokatif.

Grethania memutar matanya dan tersenyum manis saat dia berkata dengan genit.

"Leta, aku ingin kamu memberiku makan, boleh ya~?"

Aleta tertegun lalu menatap mata hijau yang sedang menatapnya dengan mata berbinar.

"... Hm?"

"Aleta~ Aleta~"

Grethania menggoyangkannya tangan Aleta dengan genit saat dia menatap Keysa dengan sombong saat Aleta memberinya makan. Keysa mengeratkan genggamannya pada sendok saat dia mendengus tidak suka.

Sial. Penyihir kecil ini benar-benar sulit dihadapi.

(ノ ̄皿 ̄)ノ ⌒== ┫

Elvano menarik napas dalam-dalam setelah melihat interaksi gadis di depannya. Satu saja sudah sulit, tapi kini ada dua orang yang mencoba mencongkel sudutnya.

Cobaan apaan coba ini?

[Wah, ternyata Aleta juga sangat populer dikalangan gadis.]

[Siapa yang tidak menyukainya? Dia sangat cantik dan baik.]

Wajah Elvano menjadi gelap, mata biru langitnya meredup tidak tahu apa yang dia pikirkan saat menatap kotak makan siangnya dengan tatapan kosong.

Kringgg!

"Xavier."

"Um?"

"Kita pergi duluan ya."

"... Ya."

Elvano menurunkan kelopak matanya dan menerima gosokan lembut di kepalanya. Setelah beberapa detik hening, Elvano mengangkat kepalanya dan menatap punggung dimana Aleta dan yang lainnya pergi dengan tidak jelas.

Disisi lain, keluarga Elvina.

"Galleo, bangun."

"... Biarkan aku tidur lima menit lagi."

Faisal mengerutkan keningnya dan menendang kembarannya yang masih bisa tertidur seperti babi mati dengan ketidaksenangan di matanya.

"Jika kamu tidak bangun aku akan pergi sendiri untuk menemui saudara perempuanku."

"... Engg, tunggu lima menit saja kamu tidak bisa?"

Galleo menggosok rambutnya dengan kasar dan menatap Faisal dengan kesal.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now