Bab. 28 ||Clarissa yang Ketakutan||

61 8 3
                                    

Bab. 28

Dalam perjalanan menuju belakang sekolah, Elvano menundukkan kepalanya saat pikirannya kini penuh dengan darah merah yang menetes, pandangan ketakutan, kebencian, kemarahan, dan aneh membuat wajahnya menjadi sangat dingin.

[Hah.... Apa kamu melihat? Semua manusia sama saja, saat melihat sesuatu yang berbeda dari mereka, mereka akan menatapnya seperti dia adalah monster yang menakutkan.]

[Apa kamu merasa bosan?]

[Jika keluargamu yang sekarang tahu keadaanmu yang sakit, apa mereka akan takut?]

[Kenapa kita tidak bermain sesuatu yang menyenangkan?]

[Bagaimana?]

[Elvano kami bosan sampai mati!]

[Membosankan...]

[Ayo kita bermain!]

[Jika tidak, mari kita buat sebuah pertunjukan yang menarik?]

[Elvano...]

[Vano...]

[Berhentilah, kalian selalu menghasutnya melakukan sesuatu yang buruk.]

Elvano yang merasa berisik tidak menyadari bahwa dia sudah sampai dibelakang sekolah. Saat angin meniup rambutnya, Elvano menutup matanya dengan tenang dan berjalan menuju pohon yang paling besar setelah itu dia naik untuk bisa tertidur dan menenangkan emosinya.

Saat dia menutup matanya untuk tidur, darah yang menetes melintas di benaknya membuat Elvano menjadi mudah tersinggung. Akhirnya Elvano yang merasa semakin mudah tersinggung pergi ke ruang UKS dengan gusar dan aura suram.

....

"Sasa maaf, jika saja aku tidak menyuruhmu untuk membangunkan Elvano, kamu tidak akan terluka."

Freya menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah.

"Maafin aku juga, Sasa."

"Aku juga."

Clarissa mengusap pipinya yang kini terbungkus perban dan menatap Freya, Bela, Raya, dan Viona dengan sedikit kesuraman dimatanya, lalu berkata dengan lembut.

"Aku sudah memaafkan kalian. Lagi pula ini luka kecil dan tidak lagi sakit. Jika kalian merasa bersalah, berhenti menyalahkan diri kalian sendiri. Aku akan merasa tidak nyaman karena ini juga bukan kesalahan kalian, ini semua salah si Elvano itu."

Kata-kata Clarissa yang terakhir diakhiri dengan menggertakan giginya dan dengan mata merah yang penuh kebencian dan kemarahan.

"Pria brengsek itu!"

"Sasa buat dia membayar harga yang mahal karena dia berani membuat luka di wajah mu!"

Bela menggertakan giginya karena kesal. Clarissa yang mendengar perkataan Bela merasa hatinya sakit, karena luka ini akan membekas di wajahnya yang membuatnya merasa tertekan dan sedih.

"Ya, buat pria brengsek itu membayarnya."

"Sasa jangan berhati lembut hanya karena dia tampan."

Clarissa membalikkan badannya dan berkata dengan lemah.

"Aku ingin istirahat."

Viona, Bela, Raya, dan Freya menatap Clarissa dengan khawatir setelah itu mereka pergi dengan tenang.

Clarissa memutar tubuhnya dan menatap kepergian teman-temannya. Dia menyentuh perban yang ada di pipinya dengan mata suram dan bergumam.

"Lihat saja, aku tidak akan membiarkanmu——"

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now