Bab. 5 ||Kembali||

218 32 2
                                    

Bab. 5

Elvano yang sedang berbaring terlentang berdiri dan mencari buku harian yang telah coba dia tulis selama sebulan ini, setelah menemukannya dia duduk dimeja belajar dan mulai menulis.

[Agustus, Pagi, Cerah.]

Setelah memilah-milah ingatanku, akhirnya aku menyadari mengapa namaku terdengar sangat familiar.

Bukankah nama ini adalah nama bos penjahat tersembunyi yang hanya muncul di akhir-akhir bab dan kemudian mati?

Lalu adik dan keluarga ku hanyalah umpan meriam yang menjadi batu loncatan antara perasaan dan karir dari pahlawan dan pahlawan wanita.

Aku tidak tahu bagaimana aku bisa datang ke dunia novel ini, sangat tidak masuk akal! Apalagi tubuhku yang sekarang sangat mirip dengan tubuhku di dunia sebelumnya

Oh tidak, kecuali detak jantungku yang lemah.

Kenapa?

[Agustus, Pagi, Cerah.]

Meskipun ingatanku masih kacau, aku masih ingat sedikit tentang novel ini.

Novel berdarah anjing ini membuatku merasa kesal, bagaimana mungkin ada seorang pria membiarkan wanita yang dicintainya disukai lebih dari satu orang, bukankah ini menjijikan?

Dan... Apa-apaan pahlawan wanita itu yang berpura-pura bodoh? Terlalu palsu, sampah!

[Agustus, Pagi, Cerah.]

Menyukai lebih dari satu pria dan pada akhirnya hanya menikahi dengan satu satu orang. Ck, ini membuatku merinding.

Pria-pria itu sangat bodoh saat mereka masih mencintainya!

Gila!

[Agustus, Pagi, Cerah.]

Bisakah aku membedah hati dan kepala mereka untuk melihat apa yang ada di dalamnya?

Apa hati mereka sama-sama merah dan berdarah, atau otak mereka penuh dengan gelembung merah muda?

[Agustus, Pagi, Cerah.]

Tapi besok aku akan kembali ke negara I untuk menemui orang tua dan adik tubuh ini.

Aku sedikit gugup.

Apa mereka akan menyukaiku?

Atau membenciku jika mereka tahu bahwa aku bukan anak mereka?

[Agustus, Pagi, Cerah.]

Aku benar-benar sangat, sangat, sangat iri padamu, Elvano.

Mata biru langitnya menjadi gelap sejenak lalu dia menutup buku itu dan mulai bersiap-siap untuk kembali ke negara I.

....

Keesokan harinya di Bandara XXX, jam delapan pagi.

"Sayang, apa kamu akan pergi hari ini juga?"

Helena menatap cucunya dengan keengganan dimata coklatnya.

"Boy, jika kamu pergi sekarang kami tidak bisa ikut karena perusahaan sedang ada meeting penting."

Mata biru Raditya memancarkan sedikit keengganan, meskipun cucunya kadang membuat masalah padanya sejak dia masih kecil dan ingin membuatnya kembali pada orang tuanya, tapi saat mereka akan berpisah, kesedihan masih diam-diam muncul di hatinya.

Tangan yang ada pada selendang tas di pundaknya sedikit mengencang setelah mendapatkan tatapan keengganan dan kesedihan dimata mereka.

Elvano berjalan menuju Helena dan Raditya dengan sedikit ketegangan lalu memeluk mereka satu persatu meskipun itu hanya tiga detik.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now