Bab. 40 ||Aku punya adik kembar?||

12 2 0
                                    

Bab. 40

Damian membeku, dia menatap istrinya dengan tatapan tidak percaya dimatanya.

Apa maksudnya dengan putra sulungnya amnesia?

Tidak mungkin...

Chelsea menendang betis suaminya yang pikirannya menjadi kosong dan menatapnya yang mendapatkan kembali akalnya.

Diam, oke?

Damian hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah kaku.

"Dan, maaf bibi, maaf paman."

Aleta mencerutkan bibirnya dan menatap ibu dan ayah Elvano dengan tatapan permintaan maaf.

"Hah? Kenapa?"

Chelsea dan Damian terkejut dan menatap Aleta yang menatap mereka dengan perasaan bersalah dengan bingung.

"Sebelumnya Elvano terluka karena ku."

"Huh?"

"???"

Baik. Otak mereka sedang tidak dalam frekuensi yang sama.

Mereka saling memandang tanpa berbicara selama beberapa detik, hingga suara Elvano menarik perhatian tiga orang yang saling menatap.

"Apa yang kalian... bicarakan?"

Elvano menatap mereka bertiga dengan tatapan curiga, matanya melayang ke arah Aleta yang menundukkan kepalanya.

"Tidak ada."

"Ibu, ayah, aku akan pergi."

"Tidak ingin makan malam disini?"

Elvano menghentikan langkah kakinya dan menatap Aleta saat mendengar permintaan ibunya dengan tatapan bersemangat.

"Oke."

....

"Sering-seringlah datang kemari, oke?"

"Jika itu tidak merepotkan mu bibi."

"Tidak, tidak. Tidak mungkin bibi merasa merepotkan untuk menerima menantu perempuan yang cantik untuk datang ke rumahnya?"

"..."

Wajah Aleta menjadi merah setelah mendengar kalimat kedua dari ibu Elvano. Damian yang melihat istri dan pacar putranya bergaul dengan begitu baik dengan senyum puas di mata biru langitnya.

Kehidupan yang hangat ini...

Sebelum dia akan menikmati kehangatan dalam rumah, bau cuka yang kuat dari sampingnya membuat kelopak matanya berkedut dan berkata dengan tidak puas.

"Cemburu pada ibumu karena bisa terus dekat dengan pacarmu?"

"... Aku tidak."

Elvano memalingkan kepalanya dan hanya menatap lantai dengan tenang. Damian menggelengkan kepalanya dan bersandar pada putranya, dengan suara lembut dia mengingatkannya.

"Jangan lakukan hal yang macam-macam, ya?"

"Siapa yang akan melakukan sesuatu?"

Remaja berambut pirang keemasan menatap ayahnya dengan bingung. Apa yang akan dia lakukan? Bukankah dia hanya meminta pelukan dan ciuman, apalagi yang harus dia lakukan?

"..."

"Baiklah jika kamu tidak ingin melakukan sesuatu."

Damian menghela napas lega setelah melihat tatapan bingung pada putranya. Dia berjalan menuju istrinya dan menggosok kepala Aleta.

"Ini sudah malam, Leta ingin tinggal?"

"Ah, maaf. Paman, bibi, kami pergi. Tinggalkan salam ku untuk Lendra."

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now