Bab. 27 ||Kebenaran atau Tantangan||

92 11 3
                                    

Bab. 27

Kringgg!

"Teman-teman, jam pelajaran kita akan kosong sampai pulang."

!!!

"Sungguh!?"

"Ya, tapi guru telah memberikan tugas pada kita dan setelah itu, kumpulkan padaku, oke?"

"Oke!"

"Hal. 165 Uji Kompetensi 1 dan 2, jangan lupa kumpulkan padaku."

"Siap, monitor kelas!"

Elvano membuka bukunya dan mulai mengerjakan tugasnya dengan cepat, dia ingin tidur!

Ding! Ding! Ding!

Suara ponsel yang berdering membuat kelas yang hanya terdengar suara gesekan pena berhenti bergerak dan saling menatap untuk melihat ponsel siapa yang menyala.

"Lanjutkan."

Sebuah suara dingin membuat siswa menundukkan kepalanya dan kembali mengerjakan tugas mereka. Elvano meletakkan ponselnya di telinganya sambil mengerjakan soal dari buku dengan serius.

"Halo."

"Ah! Akhirnya kamu bangun, membuatku takut sampai mati!"

Elvano mengerutkan keningnya dan menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar suara bernada tinggi didalamnya.

"Siapa kamu?"

"..."

Setelah beberapa saat hening, suara pria diseberang ponsel itu mulai menangis dan berkata dengan berlebihan.

"Wu wu wu... Kamu melupakanku!? Hiks! Ini terlalu menyedihkan! Ini aku Alex, Vano!"

"..."

Elvano menutup telepon yang terhubung dengan wajah kosong. Setelah beberapa saat ponsel itu kembali bergetar, Elvano hanya mengabaikannya tapi melihat ponselnya berdering beberapa kali membuat pria muda dengan rambut pirang keemasannya mengangkat telepon itu dengan kesal.

"Apa?"

"Ah, Vano kenapa kamu baru menjawab teleponku?!"

"Jika kamu tidak ingin berbicara, aku akan mematikannya."

"Tidak! Tunggu!"

"Katakan."

"Bos, beberapa orang melarikan diri."

"Apa maksudmu?"

"Pria yang telah membuatmu terbaring koma selama dua tahun tiba-tiba menghilang!"

"Aduh, bagaimana ini? Dia pasti sedang bergerak ke arahmu!"

"Tidak berguna! Kenapa kamu membiarkan seekor semut kecil yang telah terluka berlari ke arahku!?"

"Bos..."

"Apa? Aku bosnya atau kamu bosnya? Payah!"

"..."

"Jangan biarkan cacing-cacing yang bergelantungan itu jatuh ke tangan ku, jika tidak..."

"Aku tidak akan menyisakan sisa tulang mereka untuk dikuburkan!"

Tut! Tut! Tut!

Elvano menatap pulpen patah yang ada ditangannya dengan kosong, kemudian dia menatap bukunya yang telah menyelesaikan soal-soal dengan lega.

Dia berjalan menuju meja monitor kelas dan menyimpan bukunya diatasnya, kemudian dia tertidur di mejanya.

....

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now