03-[MPI]

19.3K 1.9K 60
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•oOo•

"Bunda, Kia punya mainan baru. Dibeliin sama Kak Gentala!" Seru seorang gadis kecil.

Mendengar ungkapan putri bungsunya, wanita yang dipanggil Bunda itu langsung melirik pada satu-satunya pria di tengah-tengah mereka.

"Nak Gentala jangan sering-sering ngasih hadiah sama Kia, ah." Ujar wanita 43 tahun itu, tampak merasa tidak enak.

"Nggak sering kok, Bun, cuma sesekali aja." Gentala tersenyum tipis.

Gentala merasa tidak sering memberikan hadiah pada adik-adik Ayumi . Hanya sekitar dua atau tiga kali, itu pun sekedar hadiah-hadiah kecil.

"Kak Genta, makasih buku sama alat tulisnya." Seorang gadis belia menyahut, Jahira namanya.

"Iya, minggu depan Laila sama Kak Jahira udah ke pesantren lagi, jadi buku sama alat tulisnya bisa langsung kita pakai." Timpal seorang anak perempuan lain, Laila—dengan senyum penuhnya.

Gentala tersenyum manis mendengar penuturan kedua adik iparnya tersebut.

"Sama-sama, Jah, La." Jawab Gentala.

Walaupun seorang anak tunggal, tidak merasa kesulitan saat harus berperan sebagai kakak dari adik-adik Ayumi karena ia sudah terbiasa menjadi kakak asuh bagi adik-adik kelasnya dulu. Mengingat, Gentala menghabiskan masa kecil hingga menjelang remaja di pondok pesantren.

Lain halnya dengan Ayumi yang merupakan sulung dari empat bersaudara. Adik pertamanya bernama Jahira, usianya 10 tahun. Adik keduanya bersama Laila, usianya 8 tahun. Dan, adiknya yang ketiga bernama Kiara, usianya masih lima tahun.

"Gentala."

"Iya?" Gentala langsung menoleh pada Ayumi yang baru saja memanggil namanya.

"Piring." Ayumi mengulurkan tangan, meminta piring milik Gentala yang masih kosong untuk ia isi dengan hidangan makan malam.

"Makasih." Ujar Gentala ketika menyerahkan piring itu pada gadis di sampingnya.

Ayumi hanya mengangguk, kemudian mengisi piring milik Gentala itu dengan nasi putih.

"Lauknya mau pakai apa?" Tanya Ayumi kembali.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now