20-[MPI]

10.6K 1K 36
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






*****

"Silahkan masuk."

Ayumi menggenggam erat tali tas ranselnya, kemudian melangkah ragu. Bisik-bisik terdengar begitu Ayumi berdiri di depan kelas. Semua mata tertuju padanya. Hal itu membuat Ayumi merasa gugup setengah mati. Seluruh tubuh Ayumi seketika mengeluarkan keringat dingin.

"Mulai hari ini Ayumi akan belajar di kelas IPS 1. Ibu tidak mau dengar ada diskriminasi apalagi perundungan di sini. Ayumi teman kalian, perlakukan dia dengan baik."

Entah mengapa, ucapan Bu Henni malah membuat Ayumi semakin merasa tidak pantas berada di sini. Apa serendah itu semua orang memandangnya sampai Bu Henni mengkhawatirkan terjadinya diskriminasi dan perundungan?

"Iya, Bu..." Jawab satu kelas serempak.

Ayumi mendengar nada malas dari beberapa siswa ketika menjawab pertanyaan Bu Henni sebelumnya.

Ada nada malas dari beberapa siswa yang Ayumi dengar ketika mereka menjawab.

"Ayumi, kamu bisa duduk dengan Claudia." Bu Henni menunjuk siswi yang duduk di sudut kelas.

Ayumi bisa melihat Claudia merotasi bola matanya, terlihat malas duduk satu meja dengan dirinya. Tapi Ayumi tidak ada pilihan lain.

"Baik, Bu, terimakasih." Setelah itu Ayumi berjalan menuju bangku yang Bu Henni tunjuk.

Ayumi duduk tepat di samping Gentala, walaupun mereka tidak duduk dalam satu meja yang sama. Tak apa, setidaknya Ayumi merasa tenang karena ia berada di dekat Gentala dan teman-temannya. Minimal, tidak akan ada yang berani mengganggunya.

Ya, Ayumi harap demikian.

Bu Henni pamit, tak lama kemudian seorang pria paruh baya memasuki ruangan. Dia adalah Pak Bambang, guru ekonomi.

"Sudah dibaca berita yang bapak kirimkan di grup semalam?" Pak Bambang bertanya.

"He's usually send berita in grup before pelajaran untuk di-analysis di kelas."

Ayumi terperanjat begitu ada yang membuka suara, seorang gadis dengan rambut pirang dan bola mata biru safir. Cantik, sekali.

"I-iya, makasih." Ayumi tersenyum tipis.

Chaterine, gadis yang duduk tepat di depan Ayumi itu hanya mengangguk pelan tanpa membalas apa-apa. Dilihat dari ekspresi wajah, sudah jelas jika Chaterine tidak menyukai kehadiran Ayumi di kelas ini. Sikap Chaterine sangat tidak ramah.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now