59-[END]

16.6K 1.1K 195
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

*******

Gentala menutup laptopnya begitu potongan artikel itu selesai ia baca, lalu keluar dari ruang kerjanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gentala menutup laptopnya begitu potongan artikel itu selesai ia baca, lalu keluar dari ruang kerjanya. Gentala berjalan menuju dapur, ia tersenyum saat melihat Ayumi sedang berkutat dengan banyak bahan makanan—tengah memasak sarapan.

"Sayang, lagi apa?" Gentala bertanya, lengan pria itu bergerak memeluk Ayumi dari belakang.

"Harus banget nanya?" Balas Ayumi sinis.

Gentala terkekeh, alih-alih membantu, Gentala malah menyamankan posisinya memeluk gadis itu. Badan Ayumi sedikit lebih berisi sekarang, mungkin karena efek melahirkan dan menyusui. Tidak masalah, gadis gemuk itu lebih nyaman dipeluk.

"Kamu gak kerja?" Ayumi melirik Gentala yang masih menumpu dagu pada bahu kanannya.

"Tanggal merah, Sayang, masa lupa?"

Lima tahun usai kejadian kelam itu, kini mereka semua mulai menata hidup masing-masing.

Satria mengikuti seleksi Tentara Nasional Indonesia, kini Satria menjabat sebagai kapten pasukan khusus yang bertugas di wilayah perbatasan. Satria menjawab sebagai Sersan Satu, dan dikabarkan naik pangkat menjadi Letnan satu tahun ini.

Chandra menjadi seorang aktivis sosial, dia aktif di sosial media sebagai salah satu influencer yang banyak membahas isu-isu sosial dan politik. Setahu Gentala, Chandra juga membangun bisnisnya sendiri di bidang kuliner dan itu cukup sukses.

Gentala sendiri bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan ayahnya. Rezarian menawarkan jabatan manager Gentala baru lulus kuliah, namun Gentala menolak. Gentala ingin memulai karirnya dari nol.

Gentala bahkan mengembalikan semua fasilitas yang ayahnya berikan padanya, kini ia dan keluarga kecilnya tinggal di apartemen sederhana yang Gentala beli dari uang tabungannya. Gentala bersyukur, Ayumi tidak pernah mengeluh, gadis itu selalu mendukung apapun keputusannya.

"ABI!!!"

Suara teriakan dari arah ruang tengah membuat Gentala segera melepas pelukannya pada Ayumi. Gentala berbalik badan dan menemukan seorang anak laki-laki tengah berlari kecil ke arahnya.

"Er, jangan lari-lari, nanti jatuh!" Peringat Ayumi walau tanpa membalikkan badannya.

Gentala hanya tertawa, ia berjalan menuju putra semata wayangnya kemudian menggendong tubuh anak kecil berusia lima tahun itu.

"Dengerin kata Ummi, jangan lari-lari, nanti kalau Ertugrul jatuh gimana, hm?" Gentala mencubit gemas pucuk hidung mungil anak laki-laki itu.

"Maaf, Abi. Habisnya El seneng Abi ada di lumah, biasanya Abi kelja telus!" Ertugrul merajuk semberi memeluk erat leher sang ayah.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now