11-[MPI]

16.3K 1.4K 32
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Gentala menggenggam tangan Ayumi dengan sangat erat. Keduanya berjalan memasuki gedung rumah sakit. Gentala terlihat sangat khawatir, langkah pria itu juga terburu. Bahkan, Ayumi sedikit kesulitan mengimbanginya, sehingga ia harus berjalan dengan sedikit terseok-seok.

"S-sakit..." Ayumi merintih dalam hati tatkala Gentala menggenggam tangannya terlampau erat.

Setelah menaiki lift dan berjalan di koridor rumah sakit beberapa saat, Ayumi melihat keberadaan kedua teman Gentala di depan salah satu ruangan. Gentala dengan cepat menghampiri mereka.

"Gimana keadaan Satria?" Gentala bertanya, napas pria itu masih memburu.

"Ada dua luka tusukan di perutnya, dokter bilang lumayan parah." Jelas Chandra.

Tubuh Gentala melemas. Ia langsung duduk di salah satu kursi dan mengacak rambutnya frustasi.

"Gue udah bilang jangan ada yang keluar sendirian! Kalian gak denger apa gimana!" Gentala membentak kedua temannya.

"Kita gak satu rumah, mana tau gue kalau Satria hari ini keluar. Dia juga gak ngabarin." Chandra membalas.

Tidak lama kemudian, seorang perawat keluar dari ruangan Satria.

"Gimana keadaan temen saya, dok?" Chandra bertanya.

"Pasien kehabisan banyak darah dan membutuhkan donor secepatnya. Sayangnya stok golongan darah O di rumah sakit kami sedang habis." Jelas perawat itu.

"Golongan darah lo apa, Ga?" Chandra bertanya pada Anggana.

"AB."

"Ck, juga juga. Lo, Ta?"

"AB juga." Jawab Gentala.

"Gak kreatif lo pada, golongan darah doang segala ikut-ikut gue, lo!" Kesal Chandra.

Lagian si Satria kenapa gak solid banget, sih? Semua temen-temennya punya golongan darah AB kenapa dia O sendiri?

"Ta..." Ayumi menarik ujung baju Gentala membuat sang empu menoleh kepadanya.

"Apa, Sayang?"

"Golongan darah gue O." ucap Ayumi dengan suara terlampau pelan, namun masih terdengar oleh Chandra dan Anggana.

"Donorin buat Satria boleh, gak?" Chandra langsung meminta tanpa pikir panjang.

"Gak ada hak lo nyuruh-nyuruh gitu sama istri gue!" Malah Gentala yang menyahut.

"Eh, kalau bucin tau waktu! Ini temen lo lagi kritis sempet-sempetnya cemburu!" Bentak Chandra yang tidak habis pikir dengan sikap Gentala.

Gentala lantas menatap gadis di sampingnya.

Gentala AbrahamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang