14-[MPI]

11.6K 1.2K 25
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

"Ayang..."

Ayumi yang sedang memotong sayur-sayuran untuk makan malam berbalik badan dan melihat Gentala tengah berjalan ke arahnya.

"Apa?" Jawab Ayumi.

Alih-alih menjawab, Gentala justru terdiam. Pria itu menatap penampilan Ayumi dari atas sampai bawah tanpa berkedip.

"Kenapa lo? kesurupan?" Ayumi heran karena Gentala tiba-tiba diam seperti itu.

"Dapat dari mana baju kayak gitu?" Gentala menunjuk baju yang Ayumi kenakan.

Ayumi langsung menunduk, melihat baju yang dikenakannya. Ayumi mengenakan dress lengan pendek dengan panjang di bawah lutut dan berwarna coklat muda. Sedetik kemudian, Ayumi mengerti kemana pertanyaan Gentala mengarah.

"Dari Bunda, katanya oleh-oleh dari Bali. Tenang aja, ini dipakenya di rumah doang, kok." Jelas Ayumi.

Gentala menghela nafas lega.

"Hah, Alhamdulillah. Gue kira lo mau lepas hijab gara-gara kejadian di cafe kemarin. Awas aja, kalau beneran lo lepas." Gentala mengancam. Namun, Ayumi malah tertawa mendengarnya.

"Emang kenapa kalau gue lepas hijab?" Ayumi berbalik badan, kembali pada pekerjaannya yaitu menyiapkan makanan untuk makan malam.

Gentala berdiri di belakang Ayumi dan menumpu dagunya pada bahu kanan gadis itu.

"Percuma dong Sayang aku jungkir balik sholat, tilawah Al-Qur'an sampai serak, sedekah sampai miskin kalau kamu gak menutup aurat. Walaupun selangkah lagi aku masuk surga, sebelah kaki aku udah ada di neraka." Jelas Gentala.

"Mulai lagi gombalnya." Ayumi merotasi bola mata malas.

"Mana ada gombal, itu hadist Nabi! Cowok Dayyust gak akan masuk surga!" Gentala menyanggah.

"Dayyust apaan?" Ayumi melirik Gentala yang masih menumpu dagu pada bahu kanannya.

"Laki-laki yang gak ada rasa cemburu sama mahramnya, kayak tadi, kalau lo lepas hijab atau ngelakuin maksiat tapi gue gak larang, namanya gue Dayyust. Makannya jangan main-main, tanggung jawab gue di akhirat tuh gede." Dari nada bicaranya, tampak sekali Gentala merasa kesal.

Menyadari hal itu, Ayumi hanya tertawa.

"Bercanda, mana mungkin gue lepas hijab cuma gara-gara omongan orang." Ayumi berujar.

"Iya, lah! Jangan sampai. Lagian, diomongin baik sama orang gak akan bikin lo masuk surga, tapi ngomongin keburukan orang bisa bikin lo masuk neraka." Genggaman menimpali.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now