19-[MPI]

9.3K 1K 24
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.



****

Gentala terperanjat saat suara jam weker tiba-tiba berbunyi. Tangan kanannya bergerak mematikan jam tersebut, lalu pelan-pelan mengubah posisinya menjadi duduk. Sejenak, Gentala berdiam guna mengumpulkan nyawa. Setelah itu, pandangan Gentala tertuju pada gadis di sampingnya yang masih tertidur pulas.

Gentala turun dari tempat tidurnya dengan sangat perlahan, takut-takut Ayumi terbangun.

Setelah mengambil air wudhu dan berganti pakaian, Gentala mengambil sajadah dari dalam lemari, tak lupa memakai minyak wangi saat dirinya melewati meja rias. Gentala merapikan rambut sejenak, lalu memakai peci miliknya.

Empat rakaat shalat tahajud, dua rakaat shalat taubat, dua rakaat shalat hajat, ditutup dengan witir tiga rakaat. Itulah hal yang Gentala lakukan untuk menghabiskan sepertiga malamnya, sejak kanak-kanak hingga usianya kini beranjak dewasa.

Dari pukul tiga pagi hingga menjelang adzan subuh, barulah Gentala mengakhiri shalat malamnya dengan mengusap wajah sesuai shalat witir.

"Genta..."

Baru tangan pria itu hendak meraih mushaf Al-Qur'an, suara parau dari seorang gadis membuat atensi Gentala teralih. Begitu menoleh, Gentala mendapati Ayumi sudah berjalan ke arahnya.

"Sayang, udah bangun?"

Ayumi mengucek kedua matanya yang masih terlihat sayu, kemudian duduk di samping Gentala.

"Mau shalat juga tapi masih ngantuk." Ucap Ayumi dengan suara yang masih serak.

Gentala tertawa.

"Yaudah, tiduran lagi sini." Gentala menepuk paha kokohnya.

Tanpa banyak protes, Ayumi langsung berbaring dan menjadikan paha kokoh Gentala sebagai bantalan, kemudian menyamankan posisinya.

"Kok gak bangunin gue?" Ayumi bertanya.

"Semalem aku-kamu, sekarang lo-gue, gak Istiqomah banget jadi orang." Sindir Gentala, membuat Ayumi mencebik kesal.

"Tergantung mood, udah jawab, kenapa jahat banget gak bangunin buat tahajud? kan pengen." Pinta Ayumi sedikit merajuk.

"Gak tega Yang, tadi kamu tidurnya nyenyak banget." Jawab Gentala dengan jujur.

"Ish, harusnya bangunin aja."

"Dibilang gak tega."

Gentala AbrahamМесто, где живут истории. Откройте их для себя