Gentala = Good looking, good thinking, dan good rekening.
***
"Tidak ada manusia yang sempurna, namun aku bersyukur kala Tuhan menciptakanmu dengan semua kelebihan yang lebih dari kata biasa." - Ayumi Kamalia Harada.
"Makasih, gue emang luar biasa."...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*****
"Emang Lo bisa nyetir?"
Itulah pertanyaan pertama Ayumi begitu melihat sebuah mobil Lamborghini terparkir di pelataran rumahnya. Entah sejak kapan mobil itu ada di sana dan siapa yang mengantarnya, Ayumi tidak tahu.
"Bisa, dong, Sayang. Jangankan cuma nyetir mobil, nyetirin kamu ke surga aja aku siap." Gentala mengedipkan sebelah matanya jenaka.
"Lo aja gak tau nanti nasib di akhirat kayak gimana, sok-sokan mau nyetirin gue ke surga." Ayumi melipat kedua tangannya.
"Hush! lo pikir masuk neraka kayak masuk selokan? omongan itu doa!" Gentala menyanggah.
"Y-ya abisnya lo geer banget!" Ayumi beralibi.
"Itu namanya husnudzan, berprasangka baik. Allah itu tergantung prasangka dari hamba-Nya. Husnudzan aja kenapa sih kalau Allah bakalan masukin kita ke surga." Gentala menggerutu.
Bibir Ayumi mengatup rapat, ia tidak dapat membantah apa yang dikatakan barusan. Terlepas dari gaya bicaranya yang menyebalkan, perkataan Gentala tadi memang sebuah kebenaran.
"Mobil lo kok warnanya norak banget?" Ayumi beralih membahas perihal mobil yang ada di hadapan mereka.
"Enak aja norak, bagus ini! Matching sama warna motor gue." Balas Gentala tidak terima.
Ayumi melirik ke sudut halaman rumahnya, di sana ada motor vespa milik Gentala yang berdampingan dengan motor matic miliknya. Ayumi baru menyadari jika warna mobil sport itu persis sama dengan warna sepeda motor milik Gentala.
"Lo suka warna biru?" Tanya Ayumi kemudian.
"Yang, ini bisa gak wawancaranya di-pending dulu? Bentar lagi subuh, jalanan keburu macet." Gentala mengingatkan.
Ayumi spontan melihat jam tangannya.
"Oh, iya! Yaudah, ayo!" Ayumi menarik Gentala yang masih di ambang pintu menuju ke hadapan mobil berwarna biru tersebut.
Ketika membuka mobil tersebut, Ayumi terlihat kesulitan. Ia menarik handle pintunya, namun mobil itu tetap tidak mau terbuka. Ayumi ingin meminta bantuan Gentala, tapi ia gengsi. Berakhirlah, gadis itu kembali melangkah mundur.
"Kenapa malah maju-mundur, maju-mundur lo kayak Syahrini? Ayo masuk." Ajak Gentala yang heran dengan prilaku Ayumi.
"C-cara bukanya gimana?" Ayumi pada akhirnya bertanya.