24-[MPI]

8.2K 918 32
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


****

Ayumi memegang lengan Gentala dengan erat ketika pria itu membuka pintu ruangan rawat ibunya. Ayumi merasa gugup luar biasa. Ayumi takut jika ibu kandung Gentala tidak menerimanya dengan baik.

Saat mendengar seseorang membuka pintu kamarnya, Yulia segera berbalik badan. Senyum di wajah wanita paruh baya hilang seketika karena seorang yang datang bukanlah seorang dibantunya.

"Kenapa kamu ajak anak pembantu itu ke sini?"

Mendengar sambutan sang ibu yang tidak ramah, Gentala langsung menarik Ayumi semakin merapat ke tubuhnya.

"Ma, dia Ayumi, menanti Mama, Istri Gentala." Gentala berusaha memberi sang Mama pengertian.

Namun, Yulia tidak menanggapi dan memilih memalingkan wajah.

Melihat hal itu, Ayumi mengguncang kecil lengan Gentala. Dari sorot matanya, Ayumi memberi isyarat agar dirinya segera meninggalkan ruangan. Namun, Gentala menggeleng pelan.

"Ma—"

"Willona!"

Yulia memotong kalimat Gentala untuk menyambut kehadiran gadis lain yang membuka pintu ruangan tanpa permisi. Sama halnya dengan Ayumi dan Gentala, Willona juga tampak terkejut dengan kehadiran mereka berdua.

"O-oh, hai Tante!" Willona menghampiri Yulia dan langsung mendapat pelukan hangat darinya.

"Hai, Sayang, kamu datang ke sini sama siapa? Bareng Gentala, kan?" Yulia bertanya antusias.

"Gentala kan berangkat sama Ayumi, Ma."

Yulia membuang wajahnya terlihat tidak senang dengan jawaban Gentala.

"Sayang, duduk di sini." Yulia mempersilahkan Willona duduk di kursi tunggu.

Melihat hangatnya perlakuan Yulia pada Willona, Ayumi mundur satu langkah. Ayumi merasa tidak pantas ada di sini, takut hanya merusak suasana.

"A-aku tunggu di luar aja, ya?" Ayumi berbisik pada Gentala, namun pria itu menggeleng cepat.

"Nggak." Jawab Gentala dengan tegas.

Gentala lantas  menuntun Ayumi mendekat pada sang ibu, mereka berdiri di sisi yang berlawanan dengan Willona. Ayumi merasa sangat gugup saat itu. Namun, ia berusaha tetap tersenyum manis.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now