Gentala = Good looking, good thinking, dan good rekening.
***
"Tidak ada manusia yang sempurna, namun aku bersyukur kala Tuhan menciptakanmu dengan semua kelebihan yang lebih dari kata biasa." - Ayumi Kamalia Harada.
"Makasih, gue emang luar biasa."...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
****
Gentala masuk ke dalam kamarnya dengan mengendap-endap, takut Ayumi jikalau gadis itu sudah tidur. Namun, dugaannya ternyata salah. Ayumi ke tengah asuk menonton serial kartun kesukaannya sambil tertawa dengan semangkuk camilan di pangkuannya.
Gentala menepuk jidatnya.
"Sayang, udah jam sebelas, udah waktunya tidur." Gentala meraih remote dari tangan Ayumi, namun gadis itu langsung merebutnya kembali.
"Tanggung, sebentar lagi." Pinta Ayumi.
"Gak ada, tidur." Titah Gentala tegas.
Ayumi berdecak, mau tidak mau ia mematikan televisi. Ayumi takut Gentala marah.
"Cuci tangan dulu." Titah Gentala.
"Iya." Jawab Ayumi dengan lemas, kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi.
Gentala menghela berat ketika kasurnya yang penuh dengan makanan ringan. Ayumi memang sendirian di rumah seharian. Bunda sudah mulai kembali bekerja. Mungkin, gadis itu menghabiskan waktu seharian di atas tempat tidur sambil menonton tv dan memakan camilan.
Gentala mengganti sprei tempat tidurnya karena banyak noda makanan di sana. Tidak lupa mengganti sarung bantal dan guling nya.
"Maaf, bikin berantakan." Gadis dengan piyama merah muda dan rambut dikepang dua itu membantu Gentala merapikan tempat tidur.
"Gak papa. Kamu tinggal solat gak selama aku gak ada?" Gentala bertanya pada Ayumi.
"Ya, enggak, dong! Aku emang rebahan seharian, tapi gak lupa shalat. Takut nanti kalau Allah cabut nyawa aku lagi nonton Naruto, kan, gak lucu." Kedua pipi Ayumi menggembung kesal, tidak terima Gentala menuduhnya seperti itu.
Gentala tertawa, kemudian mengusap puncak kepala Ayumi. Omong-omong, Ayumi nampak manis dengan piyama satin bergambar boneka beruang itu.