53-[MPI]

8.5K 851 70
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





****

Ayumi menatap bayangannya pada cermin dan memakai kerudung sekolahnya dengan antusias. Ini adalah hari pertama Ayumi masuk sekolah setelah sekian lama mengambil izin karena kondisi kaki dan tangannya yang belum benar-benar pulih.

"Hari ini kayaknya mendung, deh, Yang."

Gentala mengancingkan seragam sekolahnya seraya berdiri di samping Ayumi, membuat keduanya menatap bayangan masing-masing pada cermin yang sama.

"Mending apaan, panas gini." Bantah Ayumi.

Sinar matahari bahkan masuk lewat jendela kamar mereka, padahal masih pukul setengah tujuh pagi.

"Nanti, kalau kamu keluar pasti cuacanya langsung mendung, mataharinya insecure karena sinarnya kalah terang sama kamu." Ujar Gentala bergurau.

"Gombal aja pagi-pagi!" Ayumi mencubit pinggang pria di sampingnya dengan wajah kesal.

Gentala tertawa kecil.

"Kamu yakin mau sekolah, kalau masih sakit ambil libur lagi aja." Gentala memberi saran pada Ayumi kemudian meraih dasi sekolah miliknya.

"Nggak mau, nanti ketinggalan banyak pelajaran, kita kan udah jelas 12, Ta." Ayumi tegas menolak.

Gentala menghela berat, ia sebenarnya ingin menyarankan Ayumi untuk home schooling saja, tapi Gentala tidak berani memberikan usul seekstrim itu. Ayumi pasti menolak keras.

"Aku kok gak pernah mual-mual, ya, Ta? Apa jangan-jangan hamilnya bohongan? Atau alat tes kehamilannya kadaluarsa kayak kasusnya Joko sama Wulan?" Ayumi tiba-tiba bertanya.

Ayumi baru ingat jika dirinya tidak pernah mengalami morning sickness.

Mendengar pertanyaan gadis itu yang sedemikian polos, Gentala tertawa lepas.

"Ya, enggak, lah! Aku tahu kamu hamil dari dokter Aini. Waktu di rumah sakit, dokter Aini bilang katanya kamu lagi isi, usianya udah satu bulan lebih." Jelas Gentala, hal itu membuat kedua bola mata Ayumi sontak membuat.

"S-satu bulan?! Aku kira baru satu minggu!" Ayumi sangat terkejut, jadi usia kandungannya sudah satu bulan? Ayumi kita baru beberapa hari.

"Jahat banget Ummi kamu, Dek, masa ada kamu di dalem dia gak sadar." Gentala mengusap perut rata gadis yang tengah ia peluk dari belakang itu.

"Yakan gak tau, aku ceknya baru dua hari lalu." Wajah Ayumi ditekuk masam. "Berarti kamu dong yang sembunyiin dia dari aku, bukan aku yang sembunyiin dia dari kamu?" Ayumi sedikit mendongak, mencoba menatap Gentala yang tengah menumpu dagu di atas puncak kepalanya.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now