18-[MPI]

9.5K 1K 6
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Usai mencuci wajahnya, Ayumi segera keluar dari toilet. Ayumi tidak ingin Gentala benar-benar menyusulnya. Gentala memang humoris, tapi dia tidak pernah main-main dengan perkataannya.

Namun, baru saja keluar dari toilet tersebut, Ayumi dibuat terkejut dengan kehadiran Erlangga bersandar pada dinding, menunggunya.

"Hai, ketemu lagi." Erlangga berjalan menghampiri Ayumi dan berdiri di hadapan gadis itu.

"Lo n-ngapain di sini?" Ayumi mencengkeram tali tas selempangnya dengan erat.

Melihat gelagat Ayumi yang tampak panik dan ketakutan, Erlangga dibuat terkekeh pelan.

"Gak usah setakut itu sama gue, kali, gue gak gigit." Ujar Erlangga seolah menenangkan.

Ayumi memberanikan diri menatap Erlangga, kendati wajah gadis itu sudah berkeringat.

"L-Lo ada perlu apa?" Tanya Ayumi dengan suara parau dan gemetar.

"Haha, kenapa setakut itu sama gue, sih, Yumi? Gentala bilang sesuatu yang buruk tentang gue sama lo?" Erlangga menatap Ayumi bersidekap dada.

Atas tatapannya yang mengintimidasi, Erlangga mendapati Ayumi semakin kebingungan dalam bersikap. Bahkan, tangan gadis itu menggenggam ponsel, tapi tidak terlintas di benaknya untuk menghubungi Gentala. Ayumi adalah seorang yang tidak bisa berpikir jernih ketika merasa panik, pikir Erlangga

"M-minggir, gue mau pulang." Pinta Ayumi agar Erlangga tidak lagi menghalangi jalannya.

"Ck, tunggu bentar, buru-buru banget. Ada sesuatu yang mau gue omongin sama lo." Ujar Erlangga.

"Yaudah, cepet!" Desak Ayumi yang sudah hampir habis kesabaran.

Selain takut dengan Erlangga, Ayumi juga takut Gentala menyusulnya. Ayumi takut Gentala akan salah paham. Terlebih, Erlangga seorang yang pandai memutarbalikkan fakta. Ayumi khawatir dia akan berbicara yang tidak-tidak.

"Sebelumnya, gue mau nembak lo dulu. Kayaknya, gue tertarik sama lo sejak awal, mau jadi cewek gue, gak?" Erlangga bertanya pada Ayumi tanpa basa-basi.

"Lo gila?!" Ayumi menatap pria di depannya tidak percaya. Bagaimana Erlangga bisa mengatakan hal seperti itu?

"Ah, ayo, lah. Gue emang kurang apa? Gue sama Gentala masih satu level, kali." Ujar Erlangga.

"Lo kurang apa? Kurang waras, tau, gak?" Balas Ayumi sarkas. Sudah tidak habis pikir dengan bagaimana cara otak Erlangga berkerja.

"Ck, nyebelin banget, andai aja dulu Bokap lo kerjanya sama Bokap gue, pasti yang nikah sama lo itu gue, bukan Gentala." Jawab Erlangga.

"M-maksud lo?"

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now