32-[MPI]

7.3K 802 42
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

"Bener, kan? Dia selingkuhan, lo?"

Semua orang yang ada di sana menatap Restu yang barusan berbicara, kemudian menatap Gentala menuntut kejelasan. Gentala yang ditatap seperti itu hanya bisa menghela berat.

"Kalau gak tau apa-apa mending diem, jangan asal ngomong. Dia." Gentala menatap Restu dengan tajam.

"Cuma nebak." Restu menggedik acuh, kemudian turun dari tempat tidur.

Restu berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu itu lebih lebar. Dugaannya benar, ternyata Ayumi berdiri di balik pintu tersebut.

"Masuk, Kak." Titahnya pada Ayumi.

"B-boleh?" Ayumi menatap Gentala seolah meminta izin.

Gentala mengangguk pelan.

Saat Willona datang, Ayumi yang membukakan pintu untuknya. Willona bilang ingin bertemu dengan Gentala, jadi Ayumi mengantarnya. Ayumi sendiri berdiri di luar karena tadi Gentala melarangnya untuk masuk.

Sementara itu, Willona menatap Gentala dengan berdisekap dada. Dari ekspresi wajahnya, Ayumi menebak jika Willona sedang marah.

"Kita harus bicara." Ucap Willona pada Gentala.

Nada bicara Willona sangat tegas. Tatapan gadis itu lurus pada Gentala, seolah mengabaikan banyak entitas lain yang ada di sana.

"Wah, kayaknya ada masalah negara, nih. Rakyat jelata mohon pamit undur diri." Nafis meraih tas sekolahnya. "Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumusalam."

Kepergian Nafis tidak sendiri, diikuti oleh semua teman-teman Gentala. Bahkan, Restu pun ikut keluar tanpa bertanya tentang apapun lagi. Restu mengerti, ada urusan pribadi yang mungkin hanya Gentala dan gadis asing itu tahu. Ia tidak ingin banyak ikut campur.

Kini, di dalam ruangan itu hanya menyisakan Gentala, Ayumi, dan Willona.

"Ada apa?" Gentala bertanya pada Willona.

Gentala tahu, Willona bukan gadis yang senang mencari masalah. Kedatangannya kemari pasti memiliki sebab yang jelas.

"Apa yang kamu lakuin sama Tante Yulia? Kenapa dia bisa masuk rumah sakit lagi tadi malem?"

"M-Mama masuk rumah sakit?"

"Setelah makan malam kemarin, kondisi Tante Yulia langsung memburuk. Dia bahkan harus di opname dan sampai sekarang belum sadar! Kamu gak tau hal itu?" Willona menatap Gentala tidak percaya.

Gentala AbrahamWhere stories live. Discover now