33-[MPI]

7.7K 863 29
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

*****

Ayumi memasuki huniannya dengan langkah gontai. Dalam hati, Ayumi terus mengutuk Erlangga karena terus mengulur-ulur waktu untuk mengantarnya pulang, sehingga Ayumi pulang terlalu larut.

"Puas jalan sama cowok lainnya?"

Tubuh Ayumi menegang saat melihat Gentala menyambutnya di ruang tengah. Tatapan Gentala tajam sekali. Gentala pasti sangat merah.

"K-kamu udah pulang?" Ayumi menatap Gentala gugup.

"Ya, kenapa?" Gentala berjalan mendekat ada Ayumi, membuat gadis itu melangkah mundur.

"Jadi ini yang kamu lakuin kalau aku gak ada di rumah, huh? Jalan sama cowok lain?" Gentala menatap gadis di depannya sinis.

Ayumi terkejut dengan pertanyaan Gentala. Bagaimana dia bisa tahu Ayumi bersama Erlangga?

"Aku gak ada apa-apa sama Erlangga, tadi cuma—"

"Cuma ketemuan sama dia terus jalan bareng sampai larut malam kayak gini, iya!" Gentala membentak Ayumi dengan suara yang tinggi.

Ayumi meremat sweater yang dikenakannya dengan erat. Kata-kata Gentala benar-benar menyakitinya. Gentala berbicara seolah Ayumi adalah perempuan tidak baik yang pergi dengan pria lain saat dia tidak di rumah. Padahal, Ayumi tidak sengaja bertemu dengan Erlangga.

"Aku gak sengaja ketemu sama Erlangga." Ayumi merubah nada bicaranya menjadi acuh.

Ayumi berjalan melewati Gentala. Ayumi tidak ingin berdebat dengan pria itu saat ini. Ayumi tahu, semuanya tidak akan berakhir baik.

"Ah, gak sengaja ketemu terus ngobrol sampai larut malam di pinggir jalan? Iya?" Gentala mengikuti Ayumi yang melangkah menaiki tangga.

"Ada yang gangguin aku tadi. Erlangga bantu aku supaya gak diganggu sama mereka, itu aja." Jawab Ayumi tanpa menghentikan langkahnya.

"Kamu keluar sendiri? Tanpa izin dari aku?"

Ayumi berbalik menatap Gentala dengan raut wajah lesu. Ayumi benar-benar malas untuk berdebat.

"Aku cuma bosen di rumah sendiri, kamu—"

"Apa? Kamu mau jadiin kepergian aku sama Willona alasan? Seorang istri keluar malam tanpa izin suaminya, kamu pikir apa yang kamu lakuin, Ayumi?" Gentala semakin menyudutkan Ayumi.

"Aku salah, maaf, oke? Aku capek, mau istirahat." Ayumi ingin menyudahi perdebatan mereka.

"Aku belum selesai ngomong!" Gentala menahan bahu gadis itu agar tidak berbalik.

Gentala Abrahamजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें