Bab 3 : Hubungan Jeremiah dan Rosaline

10.4K 1.1K 61
                                    

A/N : Vote dan komen!!!

***

"Ada apa dengan Rosaline?" Jeremiah mengangkat pandangannya ke arah Madeline. "Sudah beberapa hari ini dia tidak ikut makan malam bersama kita."

"Ya, kemana si cerewet itu?"

"Gregory, sudah berapa kali Ibu bilang untuk jangan memanggil Rosaline dengan sebutan itu," tergur Madeline.

Gregory mencebik. Bibir mungilnya mencuat ke depan.

"Apa kalian bertengkar lagi?"

"Tidak." Tangan Jeremiah mengambil piala berisi anggur lalu memutarnya perlahan. "Mungkin dia hanya berulah untuk mencari perhatian. Seperti biasa."

Madeline menghela napas. Seperti Jeremiah, ia juga sudah sangat hafal dengan tingkah laku Rosaline. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan gadis muda itu, maka ia akan memulai berulah.

Rosaline pernah mogok makan karena Jeremiah lupa dengan hari ulang tahunnya, pernah membuat keributan di kastil Fletcher karena para pelayan menghalang-halanginya untuk bertemu dengan Jeremiah yang pada saat itu sedang kehadiran tamu penting. Dan tidak jarang, ia juga sering berpura-pura sakit hanya untuk mendapatkan perhatian Jeremiah.

"Bersikaplah lebih lembut pada Rosaline."

"Untuk apa?"

"Apa kau tidak kasihan dengannya? Dia melakukan semua itu karena dia menyukaimu."

"Itu bukan urusanku."

"Jeremiah!" Nada suara Madeline meninggi. Jeremiah tetap terlihat tenang sedangkan Gregory yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menatap ibu dan kakak laki-lakinya bergantian. "Ibu sudah berulang kali menjelaskan semuanya kepadamu, kan."

Jeremiah menaruh piala yang sejak tadi digenggamnya ke meja setelah menenggak habis isinya. Ia menyeka sudut bibirnya dengan kasar.

"Kalau pernikahan ini hanyalah sebuah balas budi karena kebaikan keluarga Rosaline di masa lalu kepada kita, kenapa harus aku yang menikahinya? Kenapa bukan kakak? Bukankah yang sudah berada di usia menikah itu kakak dan bukan aku?"

Madaline mencengkram erat gaunnya di bawah meja. "Kakakmu adalah orang yang akan meneruskan posisi ayahmu sebagai kepala keluarga Fletcher. Dia harus menikah dengan keluarga bangsawan lain untuk memperkuat posisi kita."

"Lalu aku? Apa aku hanya pion tidak berguna di mata ibu dan ayah? Maka dari itu kalian mengorbankanku untuk menikah dengan perempuan dari keluarga pengkhianat itu?"

"JEREMIAH! JAGA UCAP-- Uhukk ... uhukk ... " Madeline terbatuk parah. Ia segera mengambil serbet yang ada di pangkuan untuk menutup mulutnya.

"Ibu." Panik, Jeremiah dan Gregory bangkit lalu mengitari meja makan untuk menghampiri Madeline. Kedua pasang mata anak laki-laki itu melebar saat melihat cipratan darah di serbet yang digenggam Madeline.

Jeremiah bergerak cepat. "Peter, panggilkan dokter sekarang juga." Ketua pelayan yang dipanggil Peter itu segera melaksanakan perintah. Jeremiah beralih kepada pelayan pribadi ibunya. "Jill, bantu aku untuk membawa ibu ke kamarnya."

"Ibu, apa ibu baik-baik saja?" Gregory, anak bungsu keluarga Fletcher yang baru berusia tujuh tahun menatap khawatir sang ibu.

Sudah dua tahun belakangan, kondisi kesehatan Madeline terus menurun. Keluarga Fletcher sudah mendatangkan dokter dari belahan dunia manapun, namun kondisi Madeline tidak juga membaik. Kulitnya pucat, tubuhnya semakin kurus, dan sorot matanya begitu sayu. Dia tidak terlihat seperti Madeline yang ditemui Rosaline tujuh tahun yang lalu.

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now