Bab 7 : Selamat Tinggal

9.6K 1K 62
                                    

A/N  : Double update karena sepertinya minggu depan bakal sibuk banget dan nggak akan bisa update. Enjoy y'all~ Jangan lupa vote dan komen sebagai apresiasi untuk penulis.

***

"Nona, ini dimana?" Lia bertanya sambil melihat ke sekeliling ruangan. Di kanan dan kiri ruangan ini ada rak kayu yang berisi buku dengan berbagai ukuran dan warna. Di bagian tengah, terdapat dua sofa dan meja kayu yang berada di antaranya. Dan di meja samping pintu yang menghubungkan ruang tidur dan ruang baca, terdapat botol-botol minuman beralkohol beserta gelas kristalnya.

"Ini kamar Jeremiah."

"Ini ... ini ... benar kamar Tuan Jeremiah? Aku ... aku tidak seharusnya ada di sini. Aku telah berbuat dosa karena masuk ke dalam kamar pengantin baru."

"Lia, jangan berlebihan." Rosaline menahan tangan Lia yang sudah ingin kembali memasuki pintu rahasia. "Jeremiah tidak ada di sini."

"Bagaimana bisa dia tidak di sini? Ini kan malam pertama kalian." Lia terlihat bingung.

"Dia kabur."

"Apa?"

"Sudahlah, tidak usah dibahas. Sekarang, mana pakaian yang aku pesan?" Rosaline mengulurkan tangannya. Dan Lia seketika menaruh gulungan pakaian lusuh pada Rosaline.

"Aku akan ganti pakaian dulu. Kau masuklah." Rosaline berjalan keluar ruang baca diikuti oleh Lia.

"Nona ... "

"Ya?" Rosaline mulai melucuti gaun malamnya di depan perapian.

"Bukankah ini kali pertama anda masuk ke dalam kamar Tuan Jeremiah?"

"Hmm"

"Lalu, kenapa anda tahu kalau ada jalan rahasia yang menghubungkan dapur kastil dengan ruang baca di dalam kamar Tuan Jeremiah."

Tangan Rosaline berhenti mengenakan pakaian. Ia melihat ke arah Lia beberapa saat sebelum menjawab, "Jeremiah sempat bercerita padaku tentang ruangan ini. Aku pikir dia hanya bercanda. Tapi ternyata sungguhan."

"Oh, seperti itu."

"Perhiasannya?"

Lia dengan sigap mengambil kantong santin yang dibawanya dan memberikan itu pada Rosaline.

"Bagus. Semuanya sesuai rencana. Apa ada yang menaruh curiga padamu, Lia?"

"Ada pelayan senior yang curiga padaku. Tapi, dia mengira tindakan anehku ini karena aku sedang berpacaran dengan Ben."

"Apa?" Rosaline tertawa. "Ben, yang kau ceritakan itu?"

"Iya, Nona."

"Lucu sekali." Rosaline ingin mengikat tali pakaian yang ada di punggungnya, namun Lia dengan cepat mengambil alih. "Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengan Ben."

"Seharusnya dia sedang menunggu di gerbang belakang."

Setelah selesai mengikatkan tali itu, Rosaline sekarang sudah selesai berpakaian.

Meski baju yang dikenakannya tidak berwarna cerah dan tidak ada satu perhiasan apapun yang menghias tubuhnya, namun kecantikan Rosaline tetap terpancar begitu jelas. Apalagi dengan rambut emasnya yang panjang dan sehalus sutra. Tanpa melihat wajahnya pun, semua orang bisa mengira kalau Rosaline adalah seorang gadis yang cantik.

"Flynn dan semua orang di kastil timur tidak akan ada yang datang ke kamar ini sampai siang hari. Jadi, mereka tidak akan sadar aku menghilang sampai saat itu. Dengan kata lain, kita memiliki waktu kurang lebih sebelas jam."

"Mengapa mereka tidak akan ke kamar ini?"

Rosaline yang sudah berjalan terlebih dahulu berbalik untuk menatap Lia. "Coba kau pikir sendiri. Kenapa mereka tidak datang ke kamar pengantin baru di pagi buta?"

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now