Bab 32 : Hati yang Mengeras II

6.8K 902 176
                                    

A/N : Vote, komen yang banyak, masukin MMOHE ke reading list, dan follow akun roseannejung kalau kalian suka buku ini. 

Happy reading~

***

Dua hari setelah surat pengeluarannya dari akademi diterima, Selena segera berbenah. Ia memasukan beberapa barang yang dianggapnya penting ke dalam satu tas dan sisanya ia biarkan tertinggal. Dengan perasaan kesal yang masih bercokol di dada, Selena keluar dari asrama dan di perjalanan menuju gerbang ia melihat Theodore dan Rosaline yang sedang mengobrol di pelataran gedung utama akademi. Tak lama Jeremiah muncul, dan mereka bertiga pun melangkah melewati Selena begitu saja. Tanpa melirik, seakan-akan Selena hanya bayangan yang tak terlihat.

"Ayolah, Jeremiah... aku ingin sekali datang ke restoran itu. Satu kali ini saja, kumohon."

"Aku sudah bilang berkali-kali, aku tidak mau."

"Tsk, Apa susahnya hanya duduk di restoran dan makan bersama Rosaline? Lagi pula makanan di restoran itu sangat lezat. Kau tidak akan kecewa."

"Lihat, bahkan Theodore saja mengerti. Ayolah... ya... ya... ya..."

Selena mendengar obrolan mereka sambil lalu. Matanya tak lepas dari tiga sahabat yang semakin lama semakin menjauh darinya. Genggaman tangan Selena mengeras pada gagang tas yang ia bawa. Setelah Rosaline, Jeremiah dan Theodore benar-benar hilang dari pandangan, barulah Selena melanjutkan langkahnya pergi.

Ia menumpang sebuah kereta kuda yang membawanya ke pinggiran kota. Di sana, ia menyewa kereta kuda dari sisa uang yang dimilikinya, menuju Vixen.

Seperti tebakannya, kedua orang tua Selena terkejut saat melihat anak perempuan kebanggaan mereka kembali ke kampung halaman tanpa berhasil menyelesaikan pendidikannya. Mister Mossel, bahkan harus menyendiri beberapa saat karena tidak sanggup menampung kekecewaan di hatinya. Sedangkan Mrs. Mossel tak berhenti menangis, meratapi nasib keluarga mereka yang tak kunjung mujur.

Di sisi lain, Selena berkali-kali meyakinkan kedua orang tuanya kalau ia tidak bersalah. Apa yang terjadi padanya adalah sebuah tindak ketidakadilan orang-orang Kairos. Mereka memandang Selena dengan sebelah mata dan tidak pernah percaya dengan kemampuannya.

"Kalau aku adalah anak bangsawan yang kaya dan terpandang, mereka tidak akan mengeluarkanku dari akademi seperti ini!" Selena berbicara dengan menggebu-gebu di hadapan Mrs. Mossel yang masih menangis. "Aku tidak terima diperlakukan seperti ini! AKU TIDAK TERIMA! Mereka akan membayar apa yang mereka lakukan padaku saat ini!"

Mrs dan Mr Mossel sama sekali tidak bisa berkata apa-apa lagi.

***

Butuh waktu kira-kira satu bulan, sampai Mister Mossel akhirnya mulai berbicara kembali dengan Selena. Meski ia begitu kecewa dengan sang putri, rasa sayangnya pada Selena yang besar membuatnya membukakan pintu maaf dan mulai menerima keadaan.

"Kegagalan bukanlah sebuah hal yang harus kita ratapi selama-lamanya. Jadikan pelajaran, dan jangan pernah melakukannya lagi." Mister Mossel berucap di tengah-tengah makan malam yang sepi.

Selena hanya bisa menunduk memandang sup kacang polongnya yang tidak terlihat menggiurkan.

"Mulai besok, kau bisa membantu ibumu dan aku di pertambangan."

"Tidak, Ayah." Selena berucap tanpa mengangkat wajahnya. "Aku sudah tidak ingin menjadi penambang permata sepertimu dan ibu. Aku akan mencari pekerjaan yang cocok untukku sendiri."

Setelah mengucapkan itu, Selena bangkit dari duduknya dan kembali ke kamar. Makan malam sederhana yang disediakan Mrs. Mossel malam itu utuh tak tersentuh.

Making My Own Happy Ending✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ