Bab 36 : In The Meantime

4.9K 897 136
                                    

A/N : Minggu ini update tepat waktu.

Happy reading^^

***

Sebuah kereta kuda berwarna perak berhenti di depan pagar tanaman rumah Rosaline. Nathaniel yang sedang sibuk dengan perkakasnya menyipitkan mata heran.

"Kediaman Nyonya Rosaline Fletcher?" seorang pria tambun yang baru turun dari kereta kuda bertanya.

"Ya," sahut Nathaniel,

"Ada undangan untuk beliau." pria tambun itu memberikan Nathaniel sebuah surat berwarna merah muda yang sangat harum. Bahkan tanpa mendekatkan benda itu ke hidung pun, Nathaniel sudah bisa mencium harumnya. "Kalau begitu saya permisi."

Laki-laki itu berpamitan, dan tak lama kereta kuda kembali melanjutkan perjalanannya.

Undangan pesta yang datang hari ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya sudah ada tiga undangan lain untuk Rosaline. Undangan-undangan itu berdatangan setelah Rosaline menghadiri pesta kebun Nyonya Scott beberapa saat yang lalu.

Para tamu undangan kala itu, sepertinya tertarik untuk mengenal Rosaline lebih jauh. Nathaniel bisa membayangkan, kesan pertama yang diberikan Rosaline di pesta Nyonya Scott sangat kuat sehingga surat-surat ini terus berdatangan. Rencana Nathaniel untuk memperkenalkan Rosaline pada masyarakat Polina akhirnya berhasil. Hanya saja, perempuan berambut emas itu sepertinya enggan menghadiri undangan-undangan ini.

Nathaniel menghela napas. Meski rasanya sudah bisa membayangkan jawaban apa yang akan keluar dari mulut Rosaline saat menerima undangan ini, Nathaniel tetap melangkah menuju ke dalam rumah.

Di sore hari seperti ini, Rosaline biasanya berada di halaman belakang. Menikmati kebun sederhana yang bunganya sedang mekar sejak dua minggu yang lalu.

Saat langkah Nathaniel semakin dekat dengan halaman belakang, ia dapat melihat Rosaline yang sedang duduk di bangku kayu sambil membaca sesuatu.

"Oh, Nathan!" Menyadari kehadirannya, Rosaline terkejut. Wanita itu buru-buru membereskan surat kabar yang menjadi bahan bacaannya. "Maafkan aku karena meminjam koran milikmu tanpa izin."

"Tidak masalah, Nyonya." Nathaniel tidak ambil pusing.

Lagi pula, sejak mengetahui kalau Rosaline sangat tertarik untuk mengetahui perkembangan kondisi di Vixen, Nathaniel sengaja membeli surat kabar itu setiap hari dan menaruhnya di nakas dapur agar Rosaline bisa melihatnya. Nathaniel sadar surat kabar itu selalu menghilang dan akan kembali berada di tempat semula tak lama kemudian.

"Ada undangan untuk Anda, Nyonya." Nathaniel mengulurkan amplop merah muda yang ada di tangannya.

"Undangan?" Rosaline menerima sambil berkerut alis. "Dari siapa?"

"Laki-laki yang mengantar hanya memberikan surat ini tanpa memberitahu."

"Mrs. Frederick." Rosaline membaca nama yang tertera di muka amplop. Namun dari gerak-geriknya sangat terlihat kalau ia tidak berniat untuk membukanya.

"Apa anda akan menghadiri pesta itu?"

Rosaline mengangkat wajahnya dari amplop ke arah Nathaniel. "Entahlah,." jawab perempuan itu sambil mengangkat bahu.

"Anda terus menolak semua undangan yang datang. Kalau terus seperti ini, saya khawatir reputasi anda akan memburuk," ucap Nathaniel "Kalau boleh saya bertanya, sampai kapan anda berniat untuk tinggal di kota ini? Hanya sementara atau selamanya?"

Rosaline tidak langsung menjawab. Ada jeda yang tercipta di antara mereka, sebelum akhirnya perempuan itu berdiri dari duduknya.

"Aku akan ke kamarku. Terima kasih untuk koran dan suratnya." Rosaline menyunggingkan senyum tipis lalu berjalan melewati Nathaniel.

Making My Own Happy Ending✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang