Bab 12 : Histeria

7.8K 970 58
                                    

TW : Violence

You've been warned.

***

Di dalam kereta kuda yang megah, duduk Jeremiah yang sedang membaca laporan terkait perjanjian pengiriman ksatria Fletcher ke Louisana untuk latihan gabungan. Di hadapannya ada Flynn yang juga sibuk dengan perkamen-perkamen di tangannya.

"Bagaimana dengan Rosaline?" Suara berat Jeremiah, mengalihkan perhatian Flynn.

Meski dihadapkan dengan setumpuk pekerjaan, Jeremiah ternyata tidak bisa benar-benar fokus dengan alasan Rosaline.

Flynn yang berambut dan berjanggut putih membenarkan letak kacamata bulatnya sebelum menjawab, "menurut laporan, tidak ada kelakuan aneh, Tuan."

"Apa kau yakin?" Jeremiah melirik Flynn tajam. "Terakhir kau bilang semuanya berada dalam kendali, dan yang selanjutnya aku tahu Rosaline ditemukan di rumah sakit di desa terpencil."

"Maafkan keteledoran saya, Tuan." Flynn menunduk malu. "Saya tidak menyangka Nyonya Rosaline mengetahui tentang jalan rahasia di kamar Anda."

Jeremiah menghembukan napas berat. Ia tutup semua laporan yang ada di tangannya.

Setiap membicarakan Rosaline, kepalanya selalu tiba-tiba sakit.

"Lalu tikus-tikus kecil itu?"

"Seperti perintah Anda, kami telah mengurusnya dengan penuh perhatian. Mereka tidak akan melakukannya lagi."

Jeremiah mengangguk kecil, tanda puas. Tak berselang lama, kereta kuda yang ditumpangi Jeremiah berhenti. Laki-laki dengan setelan resmi itu memandang keluar jendela. Tidak menyangka, salah satu orang paling penting di kerajaan Kairos sedang menunggunya.

"Sahabatku!" Senyum jenaka Theodore menyapa sesaat setelah Jeremiah turun dari kereta kuda.

"Yang Mulia." Jeremiah memberikan hormat kepada sang Putra Mahkota.

"Berikan aku pelukan, sobat." Theodore memeluk erat Jeremiah. Membuat semua pelayan yang melihat keakraban itu setengah mati menyembunyikan senyum geli mereka.

Tebakan Jeremiah, Theodore sengaja melakukan itu untuk memberikan hiburan ke orang-orangnya.

"Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?" Theodore menepuk-nepuk bahu Jeremiah. Seperti seorang sahabat lama yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu.

Jeremiah hampir saja mendengus. Beruntung ia masih memiliki kesadaran kalau saat ini ia sedang berada di istana dan yang ada di hadapannya adalah Putra Mahkota.

"Saya baik, Yang Mulia. Terima kasih sudah menanyakan kabar saya," jawab Jeremiah.

Theodore yang tidak suka dengan balasan Jeremiah yang kaku, memberikan kode pada pelayan dan pengawalnya untuk pergi. Mereka yang sadar akan kode itu langsung membubarkan diri dalam diam. Meninggalkan Jeremiah, Theodore, dan Flynn.

"Melihatmu lagi setelah acara pernikahanmu, membuatku sulit percaya kalau kau sudah menikah." Jeremiah melirik Theodore dari sudut matanya sambil terus berjalan menuju Istana Dahlia. "Terlebih kau menikah dengan Rosaline."

"Bukankah kau yang berkali-kali menyumpahiku untuk menikah dengannya?" Nada suara Jeremiah berubah. Tidak lagi sekaku sebelumnya saat banyak mata yang mengawasi mereka.

"Ya memang, tapi aku hanya bercanda." Theodore mengangkat bahu. "Lagi pula, aku pikir kau akan menentang mati-matian saat orang tuamu menjodohkanmu dengan dia."

"Aku berniat begitu. Tapi kondisi kesehatan Ibuku sulit untuk membuatku menentangnya."

"Anak baik. Kau sangat penurut sampai-sampai aku sulit membedakanmu dengan anjing peliharaan Adikku." Theodore meledek namun Jeremiah sama sekali tidak memberikan reaksi. "Lalu rumor itu?"

Making My Own Happy Ending✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora