Bab 28 : Crash

6.3K 919 298
                                    

A/N : Selamat malam minggu. 

As usual, vote dan komen yang banyak oke. 

Happy reading.

***

"You lied to me." Suara Rosaline Suara Rosaline terdengar seperti sebuah bisikan. "Kau bilang surat itu hilang sebelum kau membacanya."

"Aku membacanya di malam kedatanganmu," ucap Jeremiah. "Aku penasaran dengan apa yang kau tulis sampai kau mati-matian datang ke Vixen untuk mengambilnya kembali. Setelah kubaca, ternyata surat itu berisi imajinasimu."

"Itu bukan imajinasi!" Rosaline mendorong tubuh Jeremiah. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak bergerak.

"Kau menulis kalau aku akan tergila-gila pada Selena, melakukan apapun untuk mendapatkan hatinya sampai menjebloskanmu ke penjara dan kau akan mendapatkan hukuman mati. Tapi pada akhirnya Theodorelah yang akan berakhir dengan Selena. Bukan begitu, Rosaline?"

"Stop it." Rosaline melihat keluar jendela, panik.

"Dan sekarang kau bermaksud baik untuk mencarikan cara agar aku bisa mendapatkan wanita itu. How kind of you, Nyonya Fletcher."

"Kubilang berhenti!"

"Kau yang seharusnya berhenti bersikap seakan-akan mengetahui isi kepalaku!" potong Jeremiah cepat. "Aku tidak tertarik pada Selena dan aku sama sekali tidak berencana untuk mencelakaimu! Aku bukan Jeremiah yang kau tulis di suratmu. Jadi, berhenti berpikir seolah-olah aku akan melakukannya."

"Tapi kau melakukannya!"

"Apa ada bukti kalau aku melakukannya?"

Rosaline bungkam. Sepasang manusia itu bertatapan sengit. Jeremiah mengikuti kemanapun arah mata Rosaline bergerak. Ia sama sekali tidak membiarkan perempuan itu lolos dengan mudah.

"Semua itu hanya ada di kepalamu." Jeremiah menyentuh kepala Rosaline namun segera ditepis.

"Tapi itu bukan berarti aku berbohong!"

Jeremiah menggelengkan kepala. "Berhenti, Rosaline. Kau sudah berlebihan." Jeremiah melepas kukungannya lalu mundur dua langkah. Memberikan jarak yang sejak tadi dibutuhkan oleh perempuan itu untuk tetap waras. "Sikapmu membuatku tidak nyaman."

Tangan Rosaline terkepas penuh amarah.

"Kau bisa berkata seperti itu karena kau tidak merasakannya." Kalimat Rosaline membuat Jeremiah yang semula ingin pergi menghentikan langkahnya.

"Kenangan itu masih terekam jelas di ingatanku. Bagaimana kau memperlakukanku seperti sampah, sakit yang aku rasakan setiap menerima segala hukuman di penjara, dan rasa takut yang tak terbendung saat aku menunggu pisau besar di tiang pancung jatuh untuk memenggal kepalaku. Kau tidak pernah merasakannya!" Napas Rosaline tidak beraturan. Mata perempuan itu panas namun ia tidak membiarkan setetes air mata pun jatuh dari pelupuk matanya.

"Aku hidup dengan bayang-bayang ingatan masa laluku yang tragis. Setiap langkah yang aku ambil membuatku takut karena aku tidak tahu takdir apa yang akan menungguku di depan sana. Aku hanya berusaha sebisaku untuk menghindarinya. Aku sadar caraku masih sangat egois, karena selalu ada pihak yang terluka di setiap keputusan yang kuambil."

"Tapi aku tidak bisa menerima ucapanmu yang memandang rendah diriku hanya karena kau tidak percaya dengan yang kutulis di surat. Berhenti berpikir segala hal yang aku lakukan semata-mata hanya untukmu! Karena selama ini aku hanya berusaha untuk menghindari takdir burukku. Yaitu, KAU!" Rosaline mendorong dada Jeremiah kuat, namun laki-laki itu hanya bergeming.

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now