Bab 30 : Crossed Line

6.6K 1K 243
                                    

A/N : Happy belated birthday to our beautiful and talented girl, Rose!!!!

Dukung penulis dengan cara vote, komen yang banyak, dan masukin MMOHE ke reading list kalian. 

Follow akun roseannejung juga boleh. It will make me very happy.

Anyway, happy reading!

***

Benteng Doristus berada dalam kekacauan. Gedung tempat tinggal para pengungsi hancur terkena bom, ditambah gudang dan dapur kastil hangus dilalap api. Seluruh penghuni benteng dibuat kewalahan; sebagian dari mereka ada yang menyelamatkan barang-barang persediaan, ada yang berlalu-lalang mengevakuasi korban pertarungan dan ada juga yang sedang bersiap menggantikan para ksatria yang bertugas semalam.

Di tengah-tengah kekacauan itu, Max, tangan kanan Jeremiah di Vixen, berlari membelah keramaian di dalam benteng. Sebuah informasi penting baru saja ia terima dan harus diberitahukan kepada sang kapten secepatnya.

"Minggir!" Max mendorong seseorang yang menghalangi jalannya. Ia berbelok menuju ruang rapat dimana Jeremiah melakukan diskusi penting, namun sebuah pemandangan mengejutkan menghentikan langkahnya.

BUUUKK

Tubuh Nathaniel dibenturkan ke dinding oleh Jeremiah.

"Tugasmu hanya satu!" Max melihat sang kapten mencengkram kerah kemeja Nathaniel yang terpojok. "HANYA SATU!"

"Yes, sir!" Meski sulit untuk bernapas, Nathaniel masih menjawab dengan tegas.

"Dan kau gagal untuk melakukannya."

"Yes, sir!" Nathaniel memandang lurus ke depan dengan sorot mata merah penuh kekecewaan kepada diri sendiri.

"Apa yang kau lakukan sampai bisa kecolongan seperti ini?

Nathaniel bungkam. Tak berani mengucapkan sepatah katapun. Terlihat jelas di mata Jeremiah kemarahan, kekesalan, serta kekecewaan yang mendalam.

"Aku tidak akan menerima alasan apapun!"

"Yes, sir! Semua ini terjadi karena kelalaian saya," aku Nathaniel. "Saya sudah mencari Nyonya Rosaline di sekitar benteng namun tidak menemukannya. Maka dari itu saya menemui anda untuk meminta bantuan. Saya butuh setidaknya lima orang orang untuk pencarian ini."

"Bantuan katamu? Simpan saja omong kosongmu itu. Aku akan menemukannya sendiri."

"Tidak, Kapten. Ini adalah tanggung jawab saya. Saya akan menemukannya dengan cara apapun. Meski harus menukar dengan nyawa saya sekali pun."

Jeremiah menggeleng.

"Kau dibebastugaskan, Nathaniel, dan akan didisiplinkan secepatnya."

"Tapi, Kapten--"

"Berhenti menyangkalku! Ini perintah!"

Nada suara Jeremiah meninggi. Nathaniel bungkam tak berkutik.

Jeremiah mendorong tubuh Nathaniel kasar, lalu berbalik ke ruangan untuk membubarkan rapat. Namun, sudut matanya melihat Max yang berdiri tak jauh dari tempatnya mengkonfrontasi Nathaniel.

"Max, kebetulan kau ada di sini. Bentuk pasukan untuk menyisir wilayah benteng dan sekitarnya. Temukan jejak penyusup. Mengingat tebalnya salju, mereka pasti masih berada di sekitar sini karena kesulitan untuk bergerak cepat. Beri aku lima menit untuk mengurus urusanku sebelum bergabung dengan kalian," perintah Jeremiah.

Max tidak menjawab dengan cepat seperti biasanya. Hal itu membuat Jeremiah semakin naik pitam. Tidak cukup Nathaniel yang mengecewakannya, sekarang Ma bersikap seperti pecundang.

Making My Own Happy Ending✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang