Extra Chapter : Moving On I

2.3K 306 78
                                    

A/N : Happy 800 followers untuk akun Roseannejung. Yeayyy! So happy hahaha.  

Anyway, voment yang banyak yaaaa yorobun. Yang belum follow akun ini ayo difollow untuk dapat info-info terbaru dari tulisan aku. 

Happy reading.

***

Angin musim panas berhembus. Mengguncang dedaunan pohon akasia yang tumbuh subur di halaman mansion mewah bernama Westbrook. Sehelai daun yang gugur terbang mengikuti hembusan angin hingga masuk melalui jendela ke sebuah ruangan di lantai dua. Daun itu mengayun semakin rendah hingga akhirnya jatuh di atas surai hitam seseorang.

Tuk Tuk Tuk

Suara tongkat kayu yang diketuk ke atas meja terdengar.

"Pangeran." Wanita paruh baya dengan rambut putih yang disanggul rapi berucap. Nada suaranya rendah dan tegas.

"Ya Lily, ini aku... " Pangeran yang dimaksud oleh wanita itu meracau dalam tidur. Posisinya duduk dengan kepala yang tersandar di atas meja kerja yang penuh dengan berkas. Tangan sang pangeran masih menggenggam pena yang tintanya meluber ke selembar perkamen.

"Pangeran, anda tidak boleh tertidur di tengah pelajaran seperti ini."

Tidak ada jawaban.

"Pangeran."

"Arrrgh berisik sekali." Racaunya. Bukannya bangun, ia malah menutup telinga dengan tangan lalu merubah posisi kepalanya menjadi menghadap ke jendela.

Wajah wanita paruh baya itu berubah masam. Ia menegakkan punggung kemudian memukul tongkat kayunya ke meja dengan sangat keras.

BRAK!

"Pangeran Theodore!"

"YES, MA'AM!" Theodore duduk dengan mata yang membelalak terbuka; merah dan tak fokus. Daun pohon akasia yang semula sempat hinggap di rambut Theodore langsung jatuh ke tanah.

"Ini sudah yang ketiga kalinya," ucap perempuan itu. Wajahnya menampakkan ketegasan yang tidak bisa dikompromi. Bahkan oleh keluarga kerajaan sekalipun. "Kalau anda terus menerus tertidur di tengah pelajaran, anda tidak akan lulus ujian bulan depan."

"Maaf."

Theodore mengerjap, memperhatikan tumpukan kertas berisi catatan materi yang harus dihafalkan. "Sial," Ia sama sekali tidak sadar tertidur saat menyelesaikan tugas dari Profesor Kete.

"Kelas ekonomi kerajaan bagian II akan saya akhiri sampai di sini. Saya harap di pertemuan kita selanjutnya, anda telah memahami teori inklusivitas perdagangan kerajaan, Pangeran."

Theodore hanya mengangguk sambil menyugar rambut dan wajahnya yang berantakan.

"Kalau begitu, saya permisi," pamit Kate.

Sepeninggalan wanita paruh baya itu, Theodore berencana beristirahat sebentar. Meluruskan leher yang kau dan otak yang tegang. Tetapi, alih-alih beristirahat, ia sudah terlebih dahulu dibuat pusing dengan kehadiran sekretaris pribadinya. Laki-laki kurus dengan rambut dikuncir rendah itu muncul sambil membawa buku tebal.

Sungguh, Theodore terkadang bisa sangat membenci kombinasi manusia dan benda itu.

"Pangeran, saya akan membacakan jadwal anda selanjutnya. Satu jam lagi anda harus berangkat menghadiri peresmian dermaga Vixen. Pakaian dan dokumen yang harus anda pelajari sudah disediakan. Begitu pula dengan kereta kuda khusus hari ini. Setelah acara tersebut, kita akan kembali ke ibukota Kairos. Anda harus menghadiri acara makan malam bersama Yang Mulia Baginda Raja dan Ratu untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka. Untuk pakaian di acara makan malam nanti, Pangeran diberikan kebebasan untuk tidak mengenakan jubah resmi kerajaan. Maka dari itu, saya ingin bertanya apakah anda membutuhkan setelan baru untuk acara makan malam itu, Pangeran?"

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now