Bab 31 : Hati yang mengeras

7.5K 913 194
                                    

A/N : Selamat malam minggu, semuanya. 

Seperti biasa guys, bebas berkomentar apapun asal dengan bahasa yang sopan. 

Ketikanmu mencerminkan dirimu. 

Happy reading~

Follow akun roseannejung untuk info update selanjutnya. 

***

Rosaline pikir, perasaannya pada Jeremiah telah pudar sesaat setelah ingatan masa lalunya kembali. Namun, ketika tangannya bergerak dengan sendirinya menyentuh pipi dingin lelaki itu, Rosaline sadar kalau ia telah salah berprasangka.

Ia masih merasakan getaran setiap kali mata coklat Jeremiah menatapnya. Keinginan untuk memiliki dan mendapatkan balasan cinta dari Jeremiah menguar kala mereka bersentuhan.

Sudut hati Rosaline terasa nyeri. Nyatanya ia masih terjebak dalam lubang yang selama ini tidak cukup kuat ia panjat keluar. Mungkin saat ini Rosaline sudah tidak lagi berada di dasarnya, tapi perjalanannya menuju tepian luar masih sangat jauh.

Membenci Jeremiah adalah sebuah hal yang mudah, namun menghilangkan jejak cintanya bukan perkara gampang. Rosaline tidak mengira dua perasaan itu bisa berjalan beriringan di dalam hatinya.

"Ada cipratan darah kering di wajahmu." Rosaline beralasan setelah berhasil menghilangkan noda di wajah Jeremiah. Ia menarik tangannya lalu buang muka ke arah mulut gua. "Sekarang sudah mulai gelap."

Jeremiah mengikuti arah pandang Rosaline dimana sinar matahari mulai meredup, dan keadaan gua semakin gelap.

"Apa kita akan baik-baik saja?" tanya Rosaline khawatir.

"Semua akan baik-baik saja."

Rosaline menoleh cepat. "Bagaimana bisa kau seyakin itu? Tidak ada yang menjamin kalau mereka tidak akan menemukan kita di sini. Lalu, bagaimana kalau ada hewan buas yang menerkam kita? Bagaimana kalau badai tak juga berhenti dan kita mati kedinginan?"

"Menjadi seorang pesimis bukanlah keahlianku. Yang aku tahu, aku akan melakukan apapun untuk membuat kita berdua hidup dan kembali ke benteng," jawab Jeremiah masih dengan nada suaranya yang datar dan santai.

Mendengar kata benteng, Rosaline jadi teringat sesuatu.

"Bagaimana keadaan di sana?"

"Buruk," jawab Jeremiah. "Seharusnya aku tidak berada di sini dan membantu yang lain untuk menyiapkan rencana kami selanjutnya. Tapi gara-gara seseorang yang keras kepala, aku harus menjadi pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan meninggalkan mereka."

Rosaline menunduk. Ia sangat mengerti, seseorang yang keras kepala yang dimaksud oleh Jeremiah adalah dirinya sendiri.

"Dan satu lagi, Theodore ada di Doristus."

"Apa?" roda-roda di kepala Rosaline seakan berputar. "Tapi, setahuku dia tidak pernah ke Vixen sebelumnya. Aku ingat betul, dia dan Selena bertemu pertama kali di pesta kemenangan Kairos di istana."

"Aku tidak peduli soal itu, aku mengucapkan hal ini agar kau tidak terkejut saat melihat wajahnya di benteng nanti," jawab Jeremiah. Tak lama kemudian ia berdiri dan melihat ke sekeliling.

"Gua ini sepertinya pernah digunakan seseorang sebagai tempat berlindung." Jeremiah menunjuk bekas bakaran yang ada di lantai gua. "Aku akan ke dalam untuk melihat-lihat. Kau tunggu di sini."

"Aku ikut." Rosaline berdiri dan berjalan hingga menempel ke sisi Jeremiah. "Di sini semakin gelap. Aku takut sendirian. Bagaimana kalau ada yang tiba-tiba datang?"

Jeremiah melihat ke arah mulut gua dan memang benar, sekarang langit sudah hampir benar-benar gulita. Tanpa banyak bicara, Jeremiah menggandeng tangan Rosaline dan membawa perempuan itu bersamanya.

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now