Bab 19 : Segalanya Tak Terduga

6.6K 857 98
                                    

A/N : Haiii kita bertemu lagi. 

Vote dan Komen yang banyak, siapa tahu aku update lagi sebelum tahun baru. 

Happy reading~

***

"Sudah siap?" Jeremiah datang tepat pukul tiga sore. Ia mengenakan setelan berwarna krem dan sepatu hitam yang mengkilat. Rosaline yang semula sedang bercermin menoleh.

"Satu, dua, tiga, empat." Laki-laki itu berjalan sambil menghitung barang bawaan Rosaline yang dimasukan ke dalam kotak-kotak kayu. "Hanya ini? Kau yakin?"

"Kau memotong rambutmu." Bukannya menjawab, Rosaline malah mengucapkan hal yang lain. Ia bahkan tidak sadar mengutarakannya selantang itu.

"Oh, ini." Tangan Jeremiah menyurai rambutnya yang kini terpangkas rapi. "Flynn yang menyuruhku. Dia bilang rambutku sudah terlalu panjang, membuatku terlihat tak terurus dan berantakan. Apa ada yang aneh?"

Satu alis Jeremiah terangkat dan Rosaline buru-buru membuang muka. "Tidak," jawabnya.

"Mereka akan membawa barang bawaanmu ke kereta kuda." Jeremiah memberikan kode pada tiga orang pelayan laki-laki yang menunggu di muka pintu untuk masuk. Mereka dengan cekatangan mengangkat kotak-kotak itu. Rosaline bahkan sampai takjub karena tidak menyangka kotak-kotak berisi barang bawaannya bisa mereka angkat dengan sangat mudahnya.

"Kereta berisi barang-barangmu aka berangkat terlebih dahulu. Sedangkan kita... " Jeremiah melihat jam sakunya. "... akan berangkat tepat empat puluh menit dari sekarang."

"Kita?" Alis Rosaline berkerut.

"Tentu saja. Aku akan mengantarmu. Bukankah aku sudah memberitahumu."

"Aku pikir kau hanya bercanda."

"Bercanda?" Jeremiah mendengus. "Kau sepertinya lupa, tapi aku adalah laki-laki yang memegang teguh janjiku. Aku juga hanya akan berkata dengan jujur."

"Tapi terkadang kejujuranmu melukai perasaan orang lain."

"Bukan masalahku." Jeremiah mengangkat bahu. "Kita akan menaiki Juliette. Karena kupikir hanya dia yang cukup hangat menerjang cuaca dingin hari ini."

Sepuluh tahun mengenal Jeremiah, membuat Rosaline tahu karakter dan sifat laki-laki itu luar dalam. Jeremiah percaya diri, berlidah tajam, dan kalau dia sudah menetapkan keinginannya maka ia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Hanya saja, Rosaline sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana Jeremiah bisa seyakin ini dengan dirinya sendiri. Seakan-akan apapun yang menghalangi jalannya, atau membantah opininya tidak berarti apapun. Dia akan tetap berdiri kokoh, dan tak goyah.

"Perjalanan kita cukup panjang, jadi aku sudah meminta pelayan untuk menyiapkan camilan untukmu sebelum kita berangkat. Kupikir mereka sudah selesai menyiapkannya. Kau bisa langsung ke ruang makan."

"Tunggu." Rosaline menahan lengan Jeremiah yang sudah ingin pergi entah kemana.

"Apalagi? Aku sudah menyiapkan semuanya dengan detail tanpa ada yang kurang. Tidak sepertimu yang hanya bermodal nekat."

Rosaline memutar bola mata. Ya, memang tidak bisa ia pungkiri kalau Jermeiah memang benar-benar menyusun rencana kepergiannya dengan sangat sempurna. Dari tempat tinggalnya hingga camilan sebelum ia berangkat. Ini benar-benar rencana yang sempurna dan tertata. Dan meski Rosaline merasa sedikit kalah, namun ia tidak mau memperlihatkannya.

"Aku ingin berpamitan dengan Madeline," ucap Rosaline. "Meski dia hanya tahu aku akan berangkat untuk berobat selama satu minggu, tapi kita berdua paham kalau hari ini mungkin hari terakhirku bertemu dengannya."

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now