Bab 14 : Twisted

7.3K 977 37
                                    

A/N : Jadilah pembaca yang baik. Jika kalian suka dengan cerita ini klik vote dan komen. 

Happy reading~

***

Don't judge a book by it's cover. Mungkin itu adalah pepatah yang cocok untuk menggambarkan Theodore. Sang Pangeran Mahkota memiliki penampilan yang memukau; wajah tampan, tinggi, kulit tan, dan senyum yang menawan. Namun berbeda dengan penampilannya, Theodore memiliki kepribadian yang sedikit gila.

"Kau datang!" Theodore tersenyum lebar pada Jeremiah dan Rosaline.

"Tentu saja kami tidak boleh melewatkan pesta ulang tahun Pangeran Mahkota Kairos."

Theodore tertawa puas dengan jawaban Jeremiah. Kedua laki-laki itu berpelukan sesaat, lalu berbasa-basi. Tak lama mata Theodore beralih ke arah Rosaline yang berdiri kaku di sebelah Jeremiah.

Sang penerus tahta kerajaan itu tersenyum.

Kalau ada satu hal yang membuat Theodore dan Rosaline menjadi dekat, hal itu karena sifat mereka yang sama-sama gila. Theodore menganggap hidup sebagai sebuah permainan. Dan di dalam permainan itu, ia harus selalu menjadi pemenang. Tidak peduli seperapa banyak pengorbanan yang harus ia lakukan, asalkan ia mendapat apa yang diinginkannya.

"Selamat ulang tahun, Pangeran Mahkota Theodore." Rosaline membungkukkan tubuh. Memberi salam.

"Terima kasih, Nyonya Muda Flatcher." Theodore mencium punggung tangan Rosaline. Dia sengaja.

Dasar gila!

Rosaline mengutuk sikap Theodore yang membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.

Pertemanan antara Jeremiah, Theodore, dan Rosaline sudah lama terkenal di lingkungan bangsawan Kairos. Mereka bertiga dijuluki The Odd Triangle, karena kepribadian mereka yang berbeda. Saat mereka sama-sama masih bersekolah di akademi, semua perhatian tertuju kepada mereka. Pangeran mahkota, putra kedua keluara Fletcher, dan wanita dari keluarga ksatria terkenal di negeri seberang. Bukankah kedengarannya sangat luar biasa?

"Apa kau tahu?" Alis mata Rosaline terangkat kala Theodore mendekat dan berbisik di telinganya. "Aku yang membujuk Jeremiah untuk datang ke pesta ulang tahunku."

"Aku juga sudah menyiapkan tempat peristirahatan khusus untuk kalian selama berada di sini. Aku jamin tidak akan ada yang berani mengganggu kalian." Dengan senyum congkaknya, Theodore kembali bersuara.

"Yang Mulia—"

"Tidak usah berterima kasih. Aku hanya ingin membantu sahabatku yang gagal dengan malam pertama mereka."

"Tapi kami—"

"Sepertinya aku tidak punya banyak waktu." Seperti tidak mendengar protes Rosaline, Theodore berpura-pura sibuk melihat jam sakuya.

"Pangeran—"

"Kalian boleh menyingkir, karena antrian orang yang ingin menyampaikan selamat ulang tahun kepadaku semakin panjang."

Rosaline melihat ke belakang punggungnya. Dan benar apa kata Theodore, antrian para bangsawan yang ingin sekedar mengucapkan selamat ulang tahun kepada sang pangeran mahkota telah mengular.

Jeremiah bergerak cepat dengan menuntun Rosaline untuk kembali ke tengah-tengah pesta.

"Apa yang dia katakan?" tanya Jeremiah. Matanya menatap lurus ke depan.

Rosaline ingin sekali mengadu, namun ia urungkan. Untuk terakhir kalinya, Rosaline menoleh ke arah Theodore, dan laki-laki itu dengan santainya sedang berbincang dengan penuh senyuman kepada lawan bicaranya.

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now