Bab 51 : Keep You Safe

5K 764 258
                                    

Repost : 1-3-2024 

***

Mundurnya para bangsawan yang semula ingin menanamkan uang pada tambang permata yang akan dibangun Kairos menghasilkan kekacauan. Parlemen yang kecewa menyalahkan sikap para bangsawan yang tidak kompeten. Sedangkan para bangsawan menuduh rencana yang dibuat Kairos tidak transparan dan licik.

Kekacauan itu semakin diperparah dengan artikel surat kabar dari koran-koran negara tetangga yang meliput ketidakmampuan Kairos dalam mengurus Vixen. Dalam artikel tersebut terdapat wawancara khusus yang dilakukan warga Vixen. Mereka beropini bahwa Kairos tidak melaksanakan janji yang mereka buat setelah memenangkan peperangan.

Infrastruktur kota yang hancur karena perang tidak dibenahi, lahan dan ladang pertanian diakuisisi secara sepihak, dan banyak keluarga yang tidak memiliki rumah karena rumah mereka turut menjadi korban. Kairos pernah berjanji untuk membangun Vixen kembali, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda hal itu akan terwujud.

Tidak berhenti disana, isu praktek korupsi di dalam pemerintahan juga menyeruak. Kabar itu menyebar dengan cepat sampai ke masyarakat umum. Protes di sana-sini pun terjadi. Pemerintah Kairos berpikir jika hal ini dibiarkan maka akan berpotensi menjadi ancaman. Maka dari itu, Kairos mulai mengerahkan kekuatannya untuk membungkam suara rakyat.

***

Kabar mengenai kekacauan itu tak luput dari telinga Julius Fletcher. Dia dengan segera memanggil Jeremiah untuk menemuinya.

Di sore hari yang teduh. Langit berwarna jingga dan Jeremiah dapat melihat daun menguning yang bergoyang tertiup angin. Julius duduk di kursi kebanggaannya dengan Horland yang berdiri di sampingnya.

Belum sempat berbicara sepatah kata pun, Julius sudah terlebih dahulu batuk dengan keras. Ia menutup mulutnya menggunakan sapu tangan dan terus batuk hingga wajah keriputnya berubah merah.

Horland terlihat sangat khawatir, sedangkan Jeremiah memandang sang ayah dengan tanpa ekspresi. Setelah berhasil meredakan batuknya, Julius mulai berbicara.

"Kerja bagus," Julius mengambil gelas berisi air yang diberikan Horland lalu menenggaknya cepat. "Aku tidak menyangka kau akan bergerak secepat ini."

Pujian itu sama sekali tidak membuat Jeremiah bereksi barang sedikit pun.

"Melihat keadaan Kairos, sepertinya sekarang waktu yang tepat untuk kita semakin menggoyahkan kekuasaan Jenkins. Mereka sedang berada di posisi yang riskan. Jika kita melakukan hal yang tepat, kemungkinan besar kita akan menang. Kita juga bisa membuat masyarakat membenci Jenkins dan berempati pada Fletcher. Hal itu akan membuat jalan kita semakin mulus. Bagaimana menurutmu?" tanyanya.

Meski ada kalimat tanya di akhir kalimat Julius, namun nada yang digunakan laki-laki tua itu lebih terdengar sebagai sebuah perintah. Apa yang dibicarakannya saat ini bukanlah sebuah negosiasi, dimana Jeremiah bisa memberikan masukan. Melinkan cara Julius memberitahu bahwa ia menginginkan hal itu, dan Jeremiah harus melakukannya.

"Nama baik keluarga Fletcher adalah hal utama yang menjadi prioritasku sejak resmi menjadi penerus kepala keluarga Fletcher."

Julius mengerutkan kening. Ia tidak mengerti maksud dan arah pembicaraan Jeremiah. Namun ia masih mendengarkan.

"Bagi saya, keluarga Fletcher adalah keluarga ksatria yang bermartabat."

"Aku setuju," Julius mengangguk.

"Keluarga Fletcher bukanlah pengkhianat."

"Maksudmu?"

"Maksudku adalah, aku akan menjaga nama baik keluarga Fletcher dengan tidak melakukan pengkhianatan kepada Kairos."

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now