Bab 26 : Selena

5.9K 889 246
                                    

A/N : Seperti biasa gengss, vote, komen yang banyak dan masukkan cerita ini ke reading list kalau kalian suka.

Happy reading~

***

Siang hari di Vixen tak ubahnya malam dikarenakan awan mendung. Ditambah dengan hujan salju yang tak kunjung berhenti, membuat suasana begitu muram.

Rosaline sudah melapisi tubuhnya dengan beberapa helai pakaian, namun ia masih bisa merasakan dinginnya angin yang menusuk sampai ke tulang, saat melewati jalanan yang ada di belakang benteng.

Tiga puluh menit yang lalu, Selena berhasil membujuk Rosaline untuk mengitari Benteng Doristus. Ia beralasan, agar Rosaline bisa mengenal benteng lebih baik sekaligus mengisi waktu luang selama berada di sini. Saat menyetujui, Rosaline pikir kesempatan itu dapat ia gunakan untuk mengenal Selena. Rasa penasarannya pada perempuan itu mengalahkan rasa takut akan masa depan yang semakin terlihat abu-abu.

"... halaman itu biasa digunakan untuk latihan, atau membangun camp untuk para ksatria yang terkena hukuman. Mereka beruntung jika mendapat ijin mendirikan tenda, kalau tidak, maka mereka harus bisa makan dan tidur beralaskan tanah." Selena berbicara dengan uap yang keluar mengepul keluar dari mulutnya. "Sampai sini kita sudah mengitari keseluruhan benteng, apa ada pertanyaan?"

"Sudah berapa lama kau tinggal di sini?" Selena menoleh. Tidak menyangka pertanyaan seperti itu akan diajukan. "Maksudku, kau sangat mengenal benteng ini seperti sudah tinggal bertahun-tahun di dalamnya," tambah Rosalne.

"Entahlah, mungkin sudah lebih dari satu tahun." Selena mengangkat bahu. "Winston Fletcher yang membawaku ke sini."

"Kau mengenal Winston?" Nada suara Rosaline berubah.

"Tentu saja, dia mantan kapten yang pernah berkuasa di benteng ini. Nah, kita sudah sampai." Selena tersenyum.

Setelah berjalan beberapa saat, Rosaline dan Selena sampai di depan sebuah bangunan tinggi yang dibangun dari batu. Bangunan itu berada terpisah dari benteng Doristus dan luasnya tidak sampai seperlima benteng.

"Ayo, masuk. Aku akan memperkenalkanmu dengan orang-orang di dalam." Selena membuka pintu dan seketika suara ramai kerumunan langsung terdengar.

"SELENA!"

"SELENA KAU KEMBALI!" Lima orang bocah setinggi paha Rosaline berlari dan memeluk kaki Selena.

"Dari mana saja, Lena? Kami sudah lama menunggumu. Ayo, bacakan kami buku cerita lagi. Kami sangat penasaran dengan akhir cerita si gadis rubah." Seorang bocah perempuan dengan rambut kuning dan pipi gembul berucap.

"Maafkan aku, Jane. Ada sesuatu yang harus aku lakukan."

"Lalu sekarang? Apa kau masih perlu bekerja lagi?"

"Hari ini pekerjaanku lebih ringan." Selena tersenyum, lalu menoleh ke arah Rosaline yang berdiri di sampingnya. "Tugasku hari ini hanya menemani dia."

"Dia siapa, Lena?" anak-anak kecil yang berdiri mengitari Selena memandang Rosaline waspada.

"Dia Rosaline. Sampaikan salam padanya." Selena menuntun kelima bocah itu untuk berbaris di depan Rosaline. "Ayolah, jangan malu-malu."

Rosaline tersenyum canggung. Ia tidak terbiasa dengan kehidiran anak kecil. Satu-satunya anak kecil yang pernah ia hadapi Gregory. Itu pun, tidak berakhir dengan baik, karena mereka lebih sering bertengkar dari pada berinteraksi normal. Sikap Gregory yang jahil, dan Rosaline yang tidak bisa diajak untuk bercanda membuat keduanya selalu bertengkar seperti kucing dan anjing.

"Ha-hai..." bocah laki-laki dengan gigi ompong melambaikan tangan ragu-ragu.

"Hallo..."

"Hai, selamat datang." Disusul oleh keempat sisanya

Making My Own Happy Ending✔️Where stories live. Discover now