Bagian 8

7.5K 402 29
                                    

"K--ka ... Mu ...!?"

"Ada apa denganku?"

Giovanni tertawa kecil. Dia berjalan ke sisi Amber dan membantu gadis itu berdiri. Amber mendorong Giovanni menjauh. Amber langsung berlari menuju pintu namun Giovanni terlebih dahulu mengunci dirinya di antara kedua lengannya. Amber tidak bisa berkutik sama sekali.

"Kenapa lari?"

"Lepaskan aku ... TOLONG!"

"Hey, hey! Kenapa kau takut padaku? Aku tidak akan menyakitimu, percayalah!"

"T--tapi, kau ...."

"Kau terkejut karena aku benar-benar nyata? Tidak hanya dalam mimpimu?"

Amber tidak menjawab. Dia masih sibuk mencerna semua ini yang terasa begitu aneh baginya. Matanya terkunci oleh mata emerald Giovanni yang cantik. Tanpa sadar, tangannya terangkat dan mengelus rahang tegas Giovanni dengan lembut. Giovanni sendiri menikmati sentuhan Amber dengan memejamkan matanya.

"Kau, nyata? Benar-benar nyata?"

"Iya, Amber."

Giovanni mengecup dahi gadis itu. Seketika wajah Amber memerah sampai ke telinganya. Lagi-lagi gadis itu mendorong Giovanni menjauh darinya dan duduk di depan meja kerja Giovanni.

"A--aku ke sini mau bekerja, jadi kau cepatlah lakukan sesi tanya jawab padaku!"

Terdengar kekehan kecil di belakangnya. Wajah Amber semakin memerah. Langkah kaki Giovanni mendekat dan duduk kembali ke kursinya. Amber menundukkan kepalanya. "Apa kau tidak punya sopan santun, Nona Amber? Bukankah aku belum menyuruhmu untuk duduk?"

"Aku tidak peduli! Ayo, cepat!"

"Ke mana?"

"Ayolah, Pak ...?"

"Oh, tidak. Kau melupakan namaku?"

"Aku ...."

"Giovanni Hartigan, pangeranmu. Ingat selalu nama itu."

"Baiklah, Pak GIOVANNI HARTIGAN, Cepat!"

"Kau diterima!"

"HA ...?!"

Ruangan itu kini hanya terdengar suara tawa keras dari Giovanni. Melihat ekspresi konyol Amber sungguh membuatnya tidak tahan untuk meledakkan tawanya. Amber yang menjadi bahan tertawaan itu pun hanya cemberut, memanyunkan bibirnya yang berhasil membuat Giovanni gemas dan berakhir mendapat kecupan singkat darinya.

Sudah tentu akibat dari perbuatan itu adalah jantung Amber yang seperti habis lari maraton dan mukanya yang memerah bak kepiting rebus. Gadis itu tidak banyak bicara lagi juga karena malu berat, lantas segera akan pergi dari ruangan itu.

Sebelum tangan Amber berhasil meraih gagang pintu tersebut, suara Giovanni membuatnya berhenti sebentar. "Kembalilah lagi nanti malam, aku akan memberitahu posisimu sebagai karyawan di sini."

Tanpa membalas apapun, Amber langsung pergi dari sana menyisakan Giovanni yang kembali ke sifat aslinya, yaitu dingin dan kaku. Tidak ada tawa keras dan banyak bicara seperti tadi.

Giovanni melihat kepergian Amber dan temannya, Celine dari jendela tempatnya. Dia melihat Amber yang sedang tertawa riang dengan temannya itu, membuat hatinya tiba-tiba merasakan kehangatan yang seharusnya makhluk sepertinya tidak rasakan.

Dia sungguh tidak sabar untuk malamnya nanti karena dia sudah merencanakan sesuatu untuk gadisnya itu. Entah kenapa tiba-tiba tadi ia kepikiran untuk menjahili cintanya dan mungkin akan menjadi hobi barunya.

Dengan kekuatan teleportnya, Giovanni pergi ke kerajaannya. Dia datang ke ruangan ayahnya karena tadi ia mendapat mindlink dari ayahnya untuk menemuinya di ruangan raja.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now