Bagian 23

2.6K 122 9
                                    

Terdapat hanya satu mobil yang berjalan di jalanan yang sepi itu. Waktu menunjukkan pukul dini hari, jadi wajar tidak ada orang yang keluyuran di waktu itu, hanya ada beberapa saja dan club-club malam yang masih lumayan ramai.

Axelle menghentikan mobilnya di depan rumah Amber. Pria itu membantu Amber turun dari mobil. Axelle hendak menggendong tubuh Amber, namun gadis itu menolaknya lebih dulu.

Amber meyakinkan Axelle bahwa dirinya masih sanggup berjalan dengan kedua kakinya sendiri meskipun sedikit sempoyongan. Axelle patuh hanya membantu memegang lengan Amber saja. Sementara Celine mengeluarkan barang-barang Amber dan miliknya dari bagasi mobil.

Celine memutuskan akan menginap di rumah Amber sampai menjelang pagi. Harusnya malam ini ia bekerja tapi rencana kepulangan mereka yang terubah tiba-tiba, membuatnya terpaksa minta izin kepada atasannya untuk absen hari ini. Untung bosnya orang baik.

Amber membuka kunci pintu dan memasuki rumah yang sudah semalam ia tinggalkan. Amber dibantu Axelle duduk di sofa. Celine menyimpan barang-barang Amber ke kamar gadis itu lalu berjalan menuju dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan untuk mereka bertiga.

Axelle menatap Amber intens yang membuat gadis itu lumayan risih. Amber memukul pelan bahu Axelle. "Jangan memandangiku seperti itu. Kamu seperti serigala yang tengah melihat mangsanya saja!"

'Aku memang serigala, Am,' batinnya. Axelle berdiri, hendak keluar dari rumah Amber tapi dihentikan oleh Celine. Axelle berbalik badan dan mengangkat satu alisnya, penuh tanda tanya.

"Jangan buru-buru pulang dulu, Axelle. Aku sudah masak untuk kita bertiga. Setidaknya duduk dan habiskan makanan dan minuman ini dulu!"

"Maaf, Nona Celine. Dalam daftar dietku, aku dilarang makan di jam tengah malam. Aku pulang dulu. Jaga kesehatan kalian berdua. Dan untuk Nona Amber, jangan lupa minum obatmu. Sampai jumpa, Nona-nona!"

Axelle langsung keluar dan menutup pintu saat itu juga, ketika dia melihat Celine hendak membuka mulutnya lagi. Situasi Axelle saat ini yaitu ingin menyendiri. Banyak pikiran yang ia tanggung sedari kemarin, tepatnya saat dia baru pertama kali bertemu dengan matenya.

Di dalam rumah, Celine terlihat cemberut sambil memandangi pintu. Amber tertawa kecil yang berhasil mendapat tatapan tajam dari temannya itu.

"Kenapa dia selalu begitu padaku?! Tega sekali dia, dasar pria menyebalkan!"

"Tapi kau suka, kan?"

"Itu masalahnya!"

"Terima saja kalau dia memang menyebalkan, ha ha ha ...."

"Memang harus seperti itu, mau bagaimana lagi?"

Celine balik menuju kompornya. Air sudah mendidih, menunggu mienya untuk dimasukkan ke dalam panci tersebut. Mie untuk dirinya sendiri dan bubur untuk Amber, beserta teh hangat untuk mereka berdua.

Celine menghidangkan makanan itu di meja depan di depan Amber. Amber terlihat tidak terlalu antusias dengan bubur itu, membuat Celine cemberut untuk yang kedua kalinya.

Amber menatap Celine dengan tatapan memohon. Celine tahu kalau gadis itu menolak untuk makan, tetapi Celine tidak akan membiarkan itu terjadi. Orang sakit memang harus banyak makan, kan?

Amber selalu menolak suapan Celine, berhasil membuatnya kesal. Celine membanting sendok ke meja sampai-sampai menimbulkan bunyi keras. Dia berdiri dan melipat tangannya di depan dada dan menatap Amber tajam. "Sudah cukup bermain-mainnya, Nona Amber! Kau ini sudah besar dan tahu untuk menjaga kesehatan. Kau ini sedang sakit, kenapa menolak terus untuk makan!?"

"Ayolah, Celine. Aku yakin kau juga pernah merasakan sakit. Saat sakit, nafsu makan seseorang pasti akan hilang. Itu lah yang terjadi padaku."

"Iya, tapi aku tidak sepertimu. Aku masih ingin merasakan sehat! Aku coba paksa makanan itu untuk masuk ke lambungku agar lambungku tidak menganggur. Kau juga harusnya begitu!"

AMBER and the vampire prince (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt