Bagian 16

3.7K 186 11
                                    

"Bagaimana perasaanmu?"

"Aku di mana? Kau membawaku kemana sebenarnya!? AKU MAU PULANG!"

Giovanni duduk di depan gadis itu yang sudah menangis dan melonjak-lonjak. Giovanni menggenggam tangan Amber lembut dan menghapus air mata gadis itu. Tatapannya yang semula dingin, kini berubah lembut ketika di hadapan Amber dan hanya gadis itu.

"Kau di tempatku. Kau akan aman dari anjing itu selama kau berada di tempat ini."

"A--pa maksudmu?! Anjing apa? Dan tempat ini ... Aku sedikit takut. AKU MAU PULANG, PULANGKAN AKU!"

Giovanni membawa gadisnya ke dalam pelukannya. Amber menangis sampai dirinya merasa lelah dan terdiam. Giovanni menatap wajah dan hidung Amber yang memerah lalu mencium bibir gadis itu yang masih mengeluarkan sedikit sesegukan.

Giovanni menekan tengkuk gadisnya itu untuk memperdalam ciumannya. Amber tanpa sadar mengalungkan tangannya ke leher Giovanni. Dia tidak pandai berciuman, jadi dia hanya pasrah saat bibirnya di lahap habis oleh pria itu.

Giovanni melepas penyatuan bibir mereka. Kini bibirnya menelusuri leher gadis itu dan memberikannya sedikit tanda kepemilikannya di tempat yang tersembunyi. Amber tidak akan bisa melihatnya.

"Ah ...."

Amber terkejut dengan suara yang barusan keluar dari bibirnya. Giovanni menyeringai mendengar gadis itu seperti menikmati perbuatannya. Giovanni secara perlahan menancapkan taringnya ke leher gadis itu, dia mencoba bersikap lembut padanya.

Meskipun Giovanni sudah melakukannya dengan lembut, tetap saja Amber masih bisa merasakan sakit. Amber menenggelamkan wajahnya di bahu Giovanni dan menggigit pundak pria itu yang masih berbalut kaos.

Giovanni menghisap darah Amber sepelan mungkin. Tangannya mengelus punggung Amber agar gadis itu bisa sedikit lebih tenang. Hisapan itu terjadi cukup lama hingga Amber kembali tidak sadarkan diri. Giovanni mengambil sebuah ramuan di sakunya dan meminumkannya dari mulut ke mulut.

Ramuan itu sengaja dia bawa ke mana-mana, fungsinya sendiri adalah untuk memulihkan seseorang. Orang yang selesai meminum ramuan itu akan merasakan tubuhnya enteng kembali. Giovanni sengaja menyediakan banyak stok ramuan itu.

Melompati waktu di mana Amber terbangun tiba-tiba dari tidurnya. Dia menatap ponselnya yang berdering, ternyata Alarm yang ia setel telah berbunyi, menandakan gadis itu harus bersiap untuk bekerja.

Amber sedikit linglung. Mimpi yang baru saja ia alami terasa seperti nyata. Gadis itu mencubit tangannya dan merasa sakit, jadi dia sudah tidak mimpi lagi. Gadis itu hanya mengingat saat dirinya dan Celine berada di taman kota. Lalu setelah itu, dia tidak mengingat apa-apa.

Amber berhenti berpikir karena dia harus segera pergi bekerja. Gadis itu mandi dengan cepat dan memakai pakaian yang menurutnya cocok dengan hari ini. Di tempatnya bekerja, para karyawan tidak mempunyai seragamnya sendiri jadi mereka bebas memakai pakaian apapun. Kecuali untuk pelayan, mereka harus memakai celemek bertuliskan nama cafe tersebut saat melayani pembeli.

Amber seperti biasa pergi dengan berjalan kaki. Sekitar beberapa menit saja dia sudah sampai di cafe tersebut. Pelanggan untuk hari ini tidak seramai hari sebelumnya. Seperti biasa juga, para karyawan lainnya menyapanya saat ia baru saja membuka pintu masuk. Amber membalas mereka yang menyapanya tak kalah ramah juga.

Amber berhenti di depan ruangan Giovanni dan mengambil nafas dalam-dalam. Dia membuka perlahan pintu ruangan tersebut dan mengintip dalamnya dari celah pintu. Terlihat Giovanni yang sedang sibuk menulis sesuatu di meja kerjanya. Amber memasuki ruangan itu dan menutup pintunya kembali.

Amber duduk di depan kursi meja pria itu dan berdiam diri. Dia kembali merenungkan mimpinya. Giovanni mengalihkan pandangannya dari berkas ke arah Amber. Gadisnya itu terlihat lebih pendiam dari biasanya.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now