Bagian 22

2.8K 126 13
                                    

Di rumah sakit tempat Amber dirawat, Celine tak hentinya menggenggam tangan dingin Amber. Amber akhirnya mendapat donor darah karena gadis itu mengalami Anemia. Amber saat ini sedang tidur akibat suntikan obat tidur dari dokter.

Axelle memasuki kamar rawat inap Amber. Pria itu datang membawa sekantong plastik penuh makanan dan meletakkannya di meja dekat ranjang rumah sakit tersebut.

Axelle mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping Celine. Pria itu melirik wajah tidur Amber yang damai dan berganti menatap Celine yang menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya, namun tangan gadis itu tidak berhenti mengelus tangan Amber.

Axelle meraih tangan Amber yang satunya lagi yang terdapat selang yang teraliri darah. Pria itu mencium tangan itu lama dan melamun. Kejadian pagi hari ini cukup menguras emosinya. Amber yang jatuh sakit dan kenyataan tentang matenya.

Axelle tidak bisa berpikir apa-apa, dirinya bingung. Sudah ia tetapkan di hatinya hanya Amber lah yang akan ia angkat menjadi luna packnya, namun kedatangan Gracia di hidupnya tidak mampu ia tolak. Seolah kata tolakan itu tercekat di kerongkongannya ketika melihat keadaan matenya yang seperti itu.

Celine mengangkat kepalanya dan melirik Axelle di sampingnya. Pria itu memejamkan mata dan menggenggam tangan Amber sama sepertinya. Celine mengulurkan tangannya menyentuh pundak pria itu. Axelle tersentak kaget dan menatap Celine dengan alis terangkat satu. Wajah bingung Axelle tidak luput dari Celine. "Apa yang terjadi padamu? Dan ke mana saja kau tadi?"

"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya mencari udara segar saja tadi. Maaf meninggalkan kalian."

"Sungguh?"

"Iya, Nona Celine. Oh ya, aku sudah membawakan makanan untukmu dan nona Amber saat dia bangun nanti. Kau bisa memakannya lebih dulu."

"Kau sendiri sudah makan?"

"Itu urusan mudah. Aku belum lapar."

Celine memutari ranjang dan mengambil sekantong makanan yang dibawa Axelle tadi. Celine membuka bubur yang dibungkus dengan mangkok plastik tersebut. Celine mendekatkan sesuap bubur itu ke bibir Axelle."Kau juga harus makan. Ayo, buka mulutmu!"

Axelle hanya diam, namun dia menerima suapan tersebut. Celine melakukannya sampai bubur itu habis. Gadis itu tersenyum dan membuang wadah itu ke tempat sampah.

"Itu tadi jatahmu, kenapa kau berikan padaku?"

"Apa itu salah? Aku belum terlalu lapar. Lagi pun kau juga beli roti, aku bisa memakannya."

Celine mengambil sebungkus roti rasa nanas tersebut dan memakannya pelan. Tangan Amber yang masih berada digenggaman Axelle mulai menunjukkan pergerakan. Axelle lantas berdiri diikuti Celine. Amber membuka matanya perlahan dan menatap kedua orang tersebut, lalu mengembangkan senyum.

"Syukurlah kau sudah sadar, Am. Sayang, aku mengkhawatirkanmu!"

"Kenapa khawatir begitu, aku tadi kan hanya tidur gara-gara obat bius dari dokter. Sekarang tubuhku terasa enakan lagi."

Axelle membantu Amber yang mencoba duduk dengan susah payah. Axelle meletakkan bantal di belakang tubuh gadis itu agar ia bisa bersandar dengan nyaman.

Axelle mengambil bubur yang sama seperti yang ia makan tadi. Ia mengambil sendok dan mencoba menyuapi Amber. Amber hendak melakukan penolakan, tapi tatapan tajam dari Axelle dan Celine membuat dirinya ketar-ketir dan akhirnya mengalah dan memakannya juga.

Hanya setengah yang mampu gadis itu habiskan. Nafsu makannya saat sedang sakit begini menjadi berkurang. Axelle menutup wadah bubur itu dan meletakkannya di meja.

AMBER and the vampire prince (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang