Bagian 53

2.2K 100 12
                                    

Tanpa berpikir lagi, Diego malam itu pergi ke apartemennya di dunia manusia. Diego pergi ke kamar Elena dan menemukan gadis itu tengah tertidur pulas, membelakanginya.

Diego membalikkan tubuh Elena ke arahnya. Mata Elena terbuka. Elena reflek mendorong wajah Diego dengan tangannya. Bagaimana tidak, terbangun dan dikejutkan wajah Diego yang begitu dekat dengannya.

Deru nafas berat Diego bisa Elena dengar. Gadis itu menatap wajah Diego yang berkeringat. Pria itu tidak mengucapkan apapun. Tangan Elena bergerak sendiri menarik tengkuk pria itu dan menciumnya. Diego tidak terkejut sama sekali, justru sekarang dia lah yang memimpin ciuman mereka hingga membuat Elena kewalahan. Elena mendorong dada Diego dan mengambil nafas dalam-dalam.

"D--diego ..."

"Sstt ..."

Diego beralih ke leher Elena dan menghisap darah gadis itu dengan lembut. Elena memekik kecil lalu mengelus punggung pria itu. Cintanya begitu besar untuk Diego sampai dia tidak bisa merasakan sakit karena gigitan pria itu.

Diego berhenti dari acara minumnya dan menatap wajah tidur Elena. Diego menjilat bersih darah Elena yang masih menempel di bibirnya, lalu berbaring di samping gadis itu. Diego menarik Elena ke dalam dekapannya, Elena pun semakin menyamankan dirinya dalam dekapan pria itu.

"Selamat malam," Ucap Diego sambil mengecup puncak kepala Elena. Sepanjang malam itu Diego habiskan hanya memandangi wajah tidur Elena. Diego pergi saat matahari mulai muncul ke permukaan bumi.

Kastil vampir lumayan sibuk siang ini karena tinggal dua hari lagi acara pengangkatan raja baru mereka. Ritualnya akan dilakukan secara rahasia oleh para tetua dan anggota kerajaan saja lalu keberhasilannya akan diumumkan kepada seluruh wilayah bangsa vampir.

Diego dan Giovanni dibuat sangat sibuk. Diego lah yang diperintahkan Giovanni untuk menyebarkan undangan itu ke seluruh bangsa immortal yang bersekutu dengan bangsa vampir.

Bangsawan-bangsawan baru bangsa vampir mulai diciptakan. Mereka mencari saudara jauh bangsawan terdahulu yang dibunuh Giovanni untuk menjadi bangsawan sekarang yang tentu berpihak pada Giovanni.

Di kamar Amber, gadis itu juga sibuk memilih gaun yang disiapkan Giovanni untuk ia pakai di acaranya nanti. Acara itu tidak hanya pengangkatan Giovanni sebagai raja saja tetapi juga ritual pertukaran darah, sekaligus memperkenalkan Amber sebagai ratu baru mereka.

Bangsa vampir tidak memerlukan pernikahan untuk mengikat satu sama lain. Dengan ritual pertukaran darah itu, mereka sama saja dengan menikah. Rasa gugup Amber sudah muncul kepermukaan. Isabelle sudah ada di sampingnya. Pelayan itu membantu Amber menyiapkan persiapan.

"Lihatlah, Nona. Gaun ini sangat cantik!"

Amber menyetujui ucapan Isabelle. Amber mencoba gaun itu dibantu Isabelle. Amber melihat pantulan dirinya di cermin dan tersenyum manis. Isabelle bertepuk tangan dengan senang. Ada banyak gaun yang disiapkan Giovanni untuknya dan hampir semua gaun-gaun itu cocok dipakai di tubuh Amber.

Amber memilih gaun berwarna merah dan putih tulang, sisanya gadis itu simpan di lemari. Pintu kamarnya terbuka, muncul Giovanni di baliknya. Giovanni menatap Amber dari atas hingga bawah. Amber tertunduk malu.

"Tidak salah aku memilih gaun itu."

"Aku menyukai gaun-gaun yang kau berikan. Terima kasih, Giovanni!"

"Sama-sama. Aku senang jika kau menyukainya."

Giovanni menarik pinggul Amber. Isabelle mengerti waktu dan keadaan di sana, jadi bergegas pergi keluar dari kamar itu. Amber dan Giovanni saling menatap, mata mereka terkunci satu sama lain.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now