Bagian 37

2.3K 107 8
                                    

Axelle dan Gracia terdiam dan saling menatap. Lengan Axelle yang masih melingkar di pinggang Gracia semakin mengerat membuat Gracia meringis pelan. Gracia kian di buat bingung dengan Axelle yang menunduk.

Gracia menyentuh pelan pipi Axelle hingga membuat pria serigala itu mendongak dan mata keduanya terkunci. Perlahan dan perlahan, bagai tersihir. Wajah Axelle semakin mengikis jarak antar dirinya dan Gracia. Bibirnya tinggal beberapa centi saja dengan bibir Gracia, namun tangan ramping menghentikannya.

"Axelle, jangan! Apa yang terjadi padamu? Kamu sakit?"

Axelle tersentak dan langsung menjauhkan wajahnya kembali, terlihat pipinya merona samar. Axelle membuang mukannya. "T-tidak, aku baik-baik saja. Ehem, maaf!"

Axelle melepas rengkuhan lengannya di pinggang Gracia dan langsung keluar dari kamar gadis itu, atau lebih tepatnya kamar mereka berdua. 'Cih, sulit sekali mengatakannya!'

Gracia menatap pintu yang tertutup tadi dengan heran. Dia mengangkat bahunya. Matanya tak sengaja menatap makanan yang ada di meja. Gracia menghela nafas. "Hanya karena ingin menyuruhku makan, dia sampai seperti itu? Apa yang membuatnya gugup? Aneh."

Gracia meraih makanan yang di letakkan Axelle di meja tadi. Gadis itu membawanya ke kursi di dekat jendela. Makan sambil menikmati pemandangan sore yang indah, sangat membuat hati gadis itu senang.

Tiba-tiba dia teringat akan ibu dan adiknya yang ia tinggalkan. Meletakkan kembali ke meja makanan yang baru setengah ia makan, lalu ia buru-buru keluar dari kamar itu hendak mencari Axelle. Gracia tidak bisa berlama-lama di tempat ini, ia sangat khawatir akan keluargannya itu.

Gracia celingukan di luar kamarnya. Ia tidak mengenali satu pun orang-orang di sini. Beatrice kebetulan lewat di sana, melihat Gracia yang tampak kebingungan dengan sekitarnya. Beatrice menghampirinya.

"Hey, sedang mencari sesuatu?"

Gracia reflek terkejut. Dirinya tidak melihat siapapun tadi, namun perempuan ini tiba-tiba muncul dan mengangetkannya. Gracia mengelus dadanya, sementara Beatrice hanya menatap Gracia bingung.

"Aku bicara padamu."

"Eh, ma-maafkan aku! Aku tadi terkejut dengan kehadiranmu. Aku sedang mencari Axelle. Apakah kamu melihatnya? Tempat ini sepertinya besar dan aku tidak mengenal siapa pun, juga tidak ada seseorang yang lewat dari tadi kecuali dirimu."

"Sepertinya tadi aku melihatnya di taman."

"Maaf, biasakah kamu membawaku ke tempat itu?"

"Baiklah, ayo!"

Gracia dan Beatrice berjalan beriringan melewati beberapa koridor. Gracia terus memperhatikan bangunan di sekitarnya dan ternyata banyak pelayan yang tengah sibuk.

"Itu dia."

Gracia mengikuti arah telunjuk Beatrice yang tertuju pada seorang pria yang hanya diam termenung di bangku taman. Beatrice pamit pergi karena di rasa dirinya sudah tidak di butuhkan lagi.

Gracia berjalan dengan hati-hati mendekati Axelle yang sepertinya masih belum menyadari kehadirannya. Terselip ide jahil di otaknya Gracia untuk mengangetkan pria itu. Dia sudah bersiap untuk berteriak, namun....

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Gracia gelagapan. 'Bukankah aku ada di belakangnya? Aku yakin aku jalan tadi tidak menimbulkan suara sedikitpun, bagaimana ia bisa tahu?'

"Em, aku mau bicara padamu."

"Bicara tentang kau yang tidak berhasil membuatku kaget?"

Wajah Gracia langsung merona. Ia sungguh malu rencana konyolnya itu dapat di ketahui oleh Axelle. Axelle tersenyum kecil dan membawa tubuh mungil Gracia ke dalam pelukannya. Axelle menghirup dalam-dalam aroma matenya itu.

AMBER and the vampire prince (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang