Bagian 9

6.9K 351 35
                                    

"Akh ... C--cukup ...!"

"Hah, aku kelaparan hari ini ...."

Slurp!

"Hah ... Lezat! Darahmu sangat lezat sekali ... Aku ... Aku ingin memiliki ini semua untuk diriku sendiri. Darah dan tubuhmu adalah milikku ... Emh ...."

Amber kehilangan kesadarannya. Darahnya sudah tersedot terlalu banyak dan dia sama sekali tidak bisa melawan. Giovanni baru berhenti saat dia menyadari kalau Amber sudah pingsan akibat perbuatannya.

Giovanni menjilat bekas di mana taringnya tadi menancap dan seketika bekas itu sudah hilang. Dia mengamati wajah Amber sebentar dan langsung membawa pergi ke rumah gadis itu menggunakan kekuatannya.

Dia bisa memasuki rumah gadis itu dengan mudah meskipun pintu dan jendela terkunci. Giovanni membaringkan tubuh Amber ke kasur kamarnya. Dia pergi ke dapur untuk mengambilkannya segelas air dan meletakkannya di meja di samping ranjang gadis itu.

Giovanni mengecup kening Amber lembut dan dalam sekejap dirinya sudah menghilang dari sana. Setelah bangun nanti, Amber tidak akan mengingat apa-apa yang barusan terjadi padanya, ini memang sengaja ia lakukan.

Siang berganti malam. Amber datang ke cafe itu lagi sesuai yang bosnya perintahkan. Meskipun dia masih kesal untuk kembali lagi ke tempat itu. Tidak, lebih tepatnya dia hanya kesal kepada sang pemilik cafe itu.

Amber mengambil nafas dalam-dalam sebelum memasuki ruangan di mana bosnya itu berada. Setelah dia masuk, ternyata tidak ada orang di dalam. Dia tidak mau ambil pusing memikirkan ke mana bosnya itu pergi, memutuskan mendudukkan dirinya di kursi yang ada di sana sambil menunggu kedatangan bosnya.

Dia memainkan ponselnya dan mulai mengirimkan pesan kepada Celine. Dia ingin menanyakan sesuatu perihal tadi siang yang membuat dirinya bingung.

"Celine."

Tidak ada balasan.

"Celine!"

"Apa?"

"Aku mau bertanya sesuatu padamu."

"Iya, langsung saja. Kebetulan aku di sini lagi tidak ada pelanggan."

"Tadi siang, bukankah kita makan di kedai yang menjual makanan korea-korea itu? Tapi kenapa tiba-tiba tadi sore aku sudah terbangun di kasurku? Aku tidak bisa mengingat sama sekali kapan kita balik pulang dari tempat itu. Apa aku pingsan di jalan?"

"Bukan dirimu saja, Am. Aku juga tadi sore baru sadar kalau aku sudah di rumah menonton TV. Tapi aku pikir mungkin tadi di jalan aku terus melamun sampai lupa kalau aku sudah ada di rumah, he he."

"Ini aneh. Kau merasakan sesuatu?"

"Tidak. Sudahlah, Amber. Lupakan saja, itu tidak terlalu penting. Kau sekarang sudah mulai bekerja, kan? Bekerjalah dengan giat dan lakukan apa yang pernah aku ajarkan padamu. Aku ada satu pelanggan yang datang, aku off dulu. Bye, Amber sayang!"

Amber meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Dia menopang dagunya dan berfikir sebentar. Dia dan Celine bisa sama-sama lupa dan tiba-tiba sudah ada di rumah mereka masing-masing. Apa tadi di jalan mereka terkena hipnotis seseorang?

Amber tersadar dan lantas melihat seseorang yang baru masuk ke ruangan itu membawa sekantong ... Entahlah, dia tidak tahu dengan isinya. Giovanni sendiri tidak terkejut dengan kehadiran Amber di ruangannya, karena aroma darah gadis itu sudah tercium olehnya bahkan saat ia baru sampai di cafenya.

Dia berdehem sebentar lalu duduk di sofa panjang yang ada di pojok ruangan. Dia memberi isyarat pada Amber untuk mengikutinya duduk di sana. Amber memutar bola matanya malas dan mulai mengikuti isyarat dari bosnya itu.

AMBER and the vampire prince (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora