Bagian 49

2.1K 96 10
                                    

Elena bekerja dengan giat untuk yang terakhir kalinya. Semua temannya menampilkan ekspresi sedih mereka atas keluarnya salah satu rekan kerjanya. Elena sudah menganggap rekan kerjanya itu sebagai keluarga dan Elena sendiri juga merasa sedih akan hal itu, tapi dia tidak punya pilihan lain karena ini menyangkut keselamatannya sendiri.

"Aku juga sedih harus keluar dari sini. Bisakah kita sering-sering berkumpul di hari libur kalian? Sebagai obat rindu saja."

"Tentu saja bisa, Elena! Aku, Emma, Freya dan Liam akan merasa senang!"

"Terima kasih, teman-teman. Aku pergi dulu, selamat tinggal!"

Elena melangkah keluar dari sana. Elena enggan menatap teman-temannya untuk yang terakhir kali karena itu akan membuatnya menangis. Elena berjalan pulang ke rumahnya, hanya untuk mengemasi barang-barangnya saja. Elena membawa semua pakaiannya dan foto-foto miliknya dan sengaja meninggalkan barang-barang yang Elena pikir tidak penting karena di apartemen Diego semua sudah lengkap.

Elena melirik rumah kosong yang tau jauh dari rumahnya. Sosok vampir yang pernah mencelakainya, sedang berdiri di jendela lantai atas rumah itu. Elena tidak tahu sejak kapan vampir itu sudah berdiri di sana dan terus memperhatikannya. Elena mengemasi barang-barangnya dengan terburu-buru karena takut vampir itu akan menangkapnya lagi.

Elena berlari menuju apartemen Diego yang cukup jauh jarak dari rumahnya. Sesampainya di apartemen, Elena meletakkan semua barang-barangnya di lantai dan ia mengambil nafas dalam-dalam. "Syukurlah dia tidak mengejarku!... Hah... Hah..."

Elena mengambil minuman dari kulkas dan meminumnya dalam sekali teguk. Elena tadi berlari tanpa henti dengan membawa barang-barangnya yang sebanyak itu, jadi wajar saja baginya kehausan seperti ini. 'Ada yang aneh dari vampir itu. Kenapa tadi dia tidak langsung menangkapku, tapi malah menatapku dari sana?'

Elena tak mau ambil pusing tentang itu, bukankah justru lebih bagus dirinya tidak di tangkap vampir itu? Elena mulai merapikan barang-barang miliknya juga membersihkan apartemen itu yang sekarang menjadi tugasnya. Elena tak menyadari bahwa hari mulai menjelang malam lantaran dirinya terlalu sibuk. Elena menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri lalu Elena memutuskan mengistirahatkan tubuhnya yang letih itu di kamar barunya. Awalnya hanya sekedar beristirahat tapi karena mata gadis itu berat, perlahan memasuki dunia mimpi.

Malam hari di kastil vampir. Giovanni mulai di buat sibuk dengan berkas-berkas yang harus dia selesaikan sebelum hari pengangkatannya sebagai raja di laksanakan, salah satunya menandatangani undangan yang akan ia sebar ke beberapa pemimpin bangsa yang ada di dunia immortal ini. Giovanni tidak seorang diri, tapi Diego juga ikut membantunya. Lalu kedatangan Amber di sana membuat kedua pria itu menoleh ke arahnya.

"Ada apa, sayang? Maaf aku sekarang sedang sibuk. Jika kau butuh teman, aku akan menyuruh Isabelle kembali ke sini."

"Tidak juga, aku baru dari taman bersama salah satu pelayan. Aku ke sini hanya ingin menengokmu saja."

Giovanni menaikan satu alisnya lalu berdiri menghampiri Amber dan memeluk gadis itu. Giovanni mengecup puncak kepala Amber. "Terima kasih sudah peduli padaku. Maafkan aku untuk akhir-akhir ini yang jarang ada untukmu. Kau bisa lihat sendiri kertas-kertas yang memenuhi mejaku, minta aku selesaikan secepatnya."

"Aku mengerti, makanya aku ke sini. Apa kau tidak lapar? Kau belum minum darahku tiga hari."

Giovanni melirik Diego, memberi isyarat dengan matanya agar pria itu keluar dari sana. Diego sendiri sebenarnya tanpa di minta pun dia memang akan pergi. Setelah kepergian Diego, Giovanni membopong tubuh Amber menuju kursi. Giovanni mendudukkan Amber di pangkuannya, posisi mereka saling berhadapan.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now