Bagian 55

2.6K 119 32
                                    

Giovanni berdiri di hadapan para pemimpin setiap bangsa immortal yang dia undang, didampingi Diego sebagai tangan kanannya. Giovanni mengikrarkan sumpah menjadi raja dan Diego mengikrarkan sumpah menjadi tangan kanan setianya Giovanni.

Upacara pengangkatan itu berlangsung dengan cepat. Giovanni duduk di singgahsana raja, memperhatikan tangannya. Setelah ritual pertukaran darah bersama Amber tadi, dia merasa seperti sebuah kekuatan besar mengalir dalam tubuhnya. Dia sendiri tidak mengerti mengenai itu. Giovanni berdiri ketika melihat Axelle berjalan ke arahnya. Seringai langsung ia kembangkan. "Selamat atas pengangkatanmu sebagai raja baru bangsa vampir, Giovanni."

"Terima kasih karena kau sudah mau hadir, Alpha Axelle. Tunggu undangan selanjutnya dariku, tepatnya upacara pengangkatan Amber menjadi ratuku. Aku harap kau tetap hadir!"

Axelle tetap memamerkan senyum palsunya meskipun hatinya sudah ingin mencabik-cabik wajah Giovanni. "Tidak perlu khawatir tentang itu, aku jelas hadir bersama mateku."

Diego menengahi mereka berdua sebelum keributan tercipta. Axelle tersenyum meremehkan lalu pergi ke tempat betanya berada. Giovanni berdecih, kemudian kembali duduk di singahsananya.

Waktu berlalu sampai para tamu undangan kembali ke rumah atau kawasan mereka masing-masing. Sekarang Giovanni sedang duduk di samping peti Amber. Isabelle masih setia berada di sana. Giovanni mengelus peti tersebut, berharap segera terbuka karena dia sudah merindukan Ambernya. Masuklah Diego ke ruangan itu dan menghampiri Giovanni. "Ada banyak pekerjaan menunggumu."

"Aku tahu. Biarkan aku di sini sebentar lagi. Bagaimana Elena? Apakah berhasil?"

"Kau ini, tidak mungkin prosesnya secepat itu. Paling tidak proses perubahan itu terjadi beberapa hari."

Giovanni mendengus lalu berjalan lebih dulu menuju ruangan kerja barunya, diikuti Diego. Tiba-tiba Isabelle menghentikan langkah keduanya. Nampak wajah pelayan itu berseri-seri. "Raja Giovanni, peti ratu sudah terbuka!"

"Apa!?" Giovanni bergegas kembali ke ruangan tempat Amber. Peti sudah terbuka tetapi Amber tidak ada di dalamnya. Serpihan kaca berceceran di lantai. "Sial, dia kabur! CEPAT CARI KEBERADAAN AMBER, SEKARANG!"

Diego berlari untuk mengumpulkan prajurit, sementara Giovanni melesat melewati jendela itu langsung pergi ke arah hutan. Giovanni mencari keberadaan Amber lewat bau yang ditinggalkan gadis itu di udara dan berhasil menemukannya.

Giovanni menangkap Amber tepat waktu sebelum gadis itu keluar batas wilayah bangsa vampir. Prajurit bangsa werewolf bahkan sudah bersiap menyerang Amber yang mereka pikir penyusup yang akan memasuki wilayah mereka. Giovanni membawa Amber kembali ke kastil, ke kamar mereka kali ini. "Apa yang kau lakukan di sana tadi itu!? Berbahaya bagimu!"

"G--gio, aku ...aku ..."

"Ada apa, sayang? Semua baik-baik saja?"

"Tubuhku terasa aneh, Gio. Rasanya sesuatu mengalir dalam darahku dan tubuhku terasa ringan juga aku sangat haus. Aku tadi mau mencarimu, tapi tak tahu mengapa aku malah pergi ke sana! Aku tidak bisa mengontrol tubuhku sendiri."

Giovanni menarik gadis itu kepelukannya. "Sudah, tidak ada apa-apa. Kekuatan vampir mengalir dalam darahmu sekarang jadi yang kau rasakan saat ini adalah efeknya. Kau haus, kan?"

Amber mengangguk semangat. Tanpa gadis itu sadari, iris matanya sudah berubah warna. Senyum Giovanni merekah, kemudian mengajak gadis itu untuk berdiri di depan cermin. Alangkah terkejutnya Amber melihat perubahan dirinya. Tak hanya pada matanya saja, gigi taringnya pun perlahan memanjang. Amber menyentuh taringnya sendiri, lalu menatap Giovanni. "Giovanni ..."

Giovanni mengangguk mantap, menarik gadis itu mendekat padanya. Giovanni membuka kancing bajunya, melorotkan baju yang menghalangi ia mengekspos lehernya. Deru nafas berat Amber terdengar jelas. Giovanni menarik tengkuk gadis itu, mendekatkan sendiri ke lehernya. "Minum ...minum lah sepuasmu, Ratuku."

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now