Bagian 20

3.3K 141 42
                                    

"Giovanni, apa yang kau lakukan di sini?!"

" .... "

"Gio, sakit! Lepaskan tanganku! Kau mau membawaku ke mana?!"

Amber terbaring di kursi mobil setelah di lempar keras oleh Giovanni. Pria itu tidak mengucapkan apa-apa, lalu menyalakan mobilnya dan membawanya pergi. Amber terlihat marah dan ia mendekati Giovanni yang sibuk mengemudi. "Kau mau membawaku ke mana!? Cepat turunkan aku, aku mau balik ke villa itu, GIOVANNI!"

"Ck, bisakah kau diam sebentar!? Aku sedang menyetir, apa kau tidak lihat!?"

Amber masih terus menggoyangkan tangan Giovanni yang membuat mobil yang dikendarainya berjalan tidak teratur. Giovanni mulai panik, dan beruntung dia langsung menginjak rem sehingga mereka tidak sampai menabrak pohon. Giovanni menatap Amber tajam. "Apa kau sudah gila!? Kau sadar yang kau lakukan tadi itu sangat berbahaya!"

"AKU TIDAK PEDULI! Salahmu membawaku tiba-tiba tadi!"

"Itu karena kau sendiri yang tidak mau mendengarkanku!"

"Memangnya siapa kau berani melarang apa yang akan aku lakukan?!"

Giovanni tidak menjawabnya, pria itu lanjut mengendarai mobilnya. Kini Amber tidak lagi mengganggunya jadi ia bisa mengendarainya dengan tenang. 'Siapa aku untuknya? Heh, belum sadar juga ternyata!'

Amber mengambil ponselnya dan mulai menghubungi Celine. Dia menekan tombol huruf di keyboardnya dan pesan itu langsung terkirim ke nomor tujuan. Amber menyimpan kembali ponselnya dan kali ini duduk dengan tenang.

Ia pikir percuma juga melawan pria keras kepala satu ini. Ia tidak mau membuang-buang tenaga lagi. Selagi pria itu tidak membahayakan dirinya, ia akan patuh. Giovanni melirik Amber yang memejamkan matanya. Akhirnya ia bisa menyetir dengan tenang tanpa gangguan lagi.

Giovanni berhenti di tempat parkir apartemennya. Giovanni turun dan hendak menyeret Amber lagi, tapi dia melihat gadis itu sudah tidur dengan lelap. Dengan hati-hati Giovanni menggendong tubuh Amber. Dia membawanya ke tempatnya sebelum gadis itu terbangun dan ia akan mulai memberontak lagi.

Hukumannya belum dilancarkan. Dia tidak akan membiarkan gadis di gendongannya ini kabur. Ia sudah cukup bersabar melihat ke akraban Amber dengan Axelle akhir-akhir ini, tentu saja semua itu tak luput dari pandangannya.

Giovanni membaringkan dengan hati-hati Amber ke ranjangnya. Giovanni mengambil sesuatu di laci meja dan memasangkannya ke kaki kanan Amber. Dengan begitu gadis itu tidak akan bisa kabur darinya. Giovanni duduk di kursi tunggal yang ada di kamarnya selagi menunggu Amber bangun.

Beberapa jam sudah berlalu. Amber mulai membuka matanya perlahan dan melihat tempatnya berada saat ini. Amber asing dengan tempat ini. Gadis itu mencoba duduk, tapi ia merasakan kaki kanannya terikat oleh rantai yang di ikatkan ke kayu ranjang.

Amber panik. Gadis itu mencoba melepaskan ikatannya meskipun itu sia-sia. Giovanni yang dari dapur dan baru memasuki kamarnya, terkejut melihat kaki Amber yang memerah akibat usaha kuat untuk lepas dari rantai tersebut.

Giovanni dengan panik menghampiri Amber yang sudah menangis ketakutan. Pria itu mencoba menenangkan Amber dalam pelukannya, tapi gadis itu mendorong dirinya dan menatapnya tajam serta air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Kenapa kau melakukan ini padaku!? Apa sebenarnya tujuanmu dengan mengikatku seperti ini, Giovanni! Jawab aku!"

"Tenang lah dulu, Am. Kakimu akan berdarah bahkan patah jika kau terus menariknya seperti itu. Jangan jadi gadis yang keras kepala dan dengarkan aku!"

"AKU TIDAK PEDULI! AK--- ...!"

Cup!

Giovanni menjauhkan wajahnya. Tangannya membelai wajah mulus Amber. Gadis itu masih mematung akibat serangan mendadak tadi. Wajahnya tanpa sadar bersemu merah.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now