Bagian 11

5.1K 236 18
                                    

Amber bercerita tentang kejadian kemarin sewaktu di tempat kerjanya, di mana dirinya dibentak oleh sang bos sampai membuatnya menangis dan mengancam tidak akan bekerja di sana lagi. Dia juga menceritakan kalau si bosnya itu telah mengirimkan pesan beruntun tentang permohonan maafnya agar Amber besok bisa kembali bekerja.  Celine menyimak dengan serius dan sesekali mengangguk.

"Dasar ... Kalau aku jadi dirimu, aku akan mengabaikannya beberapa hari! Hanya itu permohonan maafnya?!"

"Ya, hanya seperti itu. Memang apa yang kau harapkan lagi?"

"Setidaknya seperti di film-film romantis yang setiap hari aku tonton. Ketika wanita marah pada pasangannya, maka sang pria akan memberikannya bunga atau coklat sebagai permintaan maaf."

"Kau gila! Memang aku dengannya itu memiliki hubungan?! Pikir dulu sebelum berbicara!"

"Benar juga. Kalian sebatas atasan dan bawahan. Hm ... Susah. Tapi jangan semudah itu memaafkannya, aku tidak terima!"

"Aku tidak tahu, Celine. Apa aku nanti malam harus kembali lagi ke sana?"

"Kembali saja, tapi jangan mau bicara padanya."

Amber terdiam. Wajahnya semakin ia tekuk saja. Tiba-tiba dia teringat sesuatu tentang tujuannya datang ke sini. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap Celine yang kembali melanjutkan sarapannya.

"Cel," Panggil Amber. Celine meliriknya dan mengangkat dagunya seolah menyuruhnya untuk melanjutkan berbicara. "Sebenarnya aku datang ke sini untuk ... Untuk meminjam uangmu. Boleh ...?"

"Kenapa harus pinjam, aku akan memberikannya padamu. Mau membeli bahan-bahan untuk dapur, kan? Nanti ke supermarket bersamaku, kebetulan banyak camilanku yang sudah habis."

"Tidak, tidak. Aku tidak mau merepotkanmu lagi! Aku akan meminjam padamu dan akan aku ganti dengan gaji pertamaku."

"Ck, jangan banyak protes atau aku tidak akan memberikan uangku padamu!"

"B--baiklah kalau begitu, huft ...."

"Begitu lebih bagus!"

Celine melahap suapan terakhir nasi gorengnya dan buru-buru mencuci peralatan bekas makannya. Gadis itu pergi ke kamarnya sebentar kemudian keluar dengan sudah berganti pakaian. Celine menggandeng Amber keluar dari rumahnya, ia juga tak lupa mengunci pintu. Kedua gadis itu berjalan menuju supermarket yang tidak jauh dari sana.

Amber yang masih hafal di mana letak rak sayur-sayuran itu berada, meninggalkan Celine yang masih sibuk dengan upaya memilih-milih camilan favoritnya. Amber tidak begitu suka mengemil jadi dia tidak memilih satu pun camilan di sana.

Mata Amber terlihat fokus memilih beberapa bungkus sayuran, tak lupa juga ia mengecek harganya. Ia mengambil beberapa sayuran yang ia butuhkan, tentu saja memilih dengan harga yang murah. Ia tak mau membebani Celine yang akan membayar semua belanjaannya.

Amber berjalan pelan masih sambil melihat-lihat sayur dan buah-buahan di sana dengan fokus sampai-sampai menabrak seseorang di depannya. Amber merintih dan mengusap dahinya yang sakit seolah telah menabrak tembok. Amber melihat orang tersebut yang ternyata itu adalah Axelle.

Gadis itu mundur beberapa langkah saat Axelle menyadarinya. Pria itu menyeringai tipis, berjalan mendekati Amber. Amber merasakan bulu kuduknya berdiri dari hanya melihat senyuman pria itu yang menurutnya perlu ia waspadai.

"Ma--mau apa kau?!"

"Ha? Tentu aku mau membeli sayur ini," Ujarnya santai. Dia mendekatkan mulutnya ke telinga Amber dan berhasil membuat Amber lebih merinding lebih merinding lagi. "Kau pikir aku akan menciummu seperti kemarin, hm?"

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now