Bagian 52

2.1K 99 18
                                    

Diego dan Elena masih dalam posisi berpelukan sampai Elena melepas pelukan mereka. Elena sedikit menjaga jarak antara dia dan Diego. Diego memberikan Elena tatapan tak sukanya karena dia masih ingin memeluk Elena lebih lama.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Jadi, apa yang aku alami barusan itu?"

"Itu hausku yang dapat kau rasakan. Aku menggiggitmu dua kali jadi ikatan kita terjalin perlahan, namun sekarang kita benar-benar terikat tetapi belum sempurna tanpa ritual pertukaran darah."

Elena menatap Diego tak percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut pria itu. Dia merasa senang juga sedih. Senang karena dia memiliki ikatan dengan pria yang ia cintai, sedih karena perbedaan mereka. Diego vampir, sedangkan dirinya manusia. Mungkinkah dapat bersama?

Diego mengerti apa yang ada dalam pikiran gadis itu. Diego menyentuh tangan Elena dan menggenggamnya lembut. Elena menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Kau takut?"

Elena tidak menggeleng juga tidak menganggukkan kepalanya. Gadis itu resah. Diego hanya menghela nafasnya. Diego beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu, niatnya ingin membuat Elena tenang. Akan tetapi tangannya dihentikan oleh Elena.

"Aku senang mengetahui fakta bahwa kita memiliki ikatan, tapi ..."

" Tapi ...?"

" ...Ikatan juga bisa terjalin karena dua hati yang saling mencintai. Kau sudah tahu kalau aku mencintaimu, tapi ...tapi, bagaimana denganmu? Apa kau m--mencintaiku juga ...?"

Diego membisu. Pertanyaan itu masih menjadi teka-teki untuknya. Elena menarik nafas perlahan, dia tahu jawaban apa yang akan Diego katakan. Elena melepas tangannya dari Diego dan berjalan ke ranjangnya dengan lemas. Suara pintu tertutup membuat Elena menangis dalam diam. 'Dia tidak mencintaiku! Diego tidak mencintaiku!'

Diego bersandar di pintu depan kamar Elena. "Hah, sulit menjelaskan perasaan ini padanya." Diego melangkah ke arah sofa dan membaringkan tubuhnya di sana. Diego menutup mata dengan lengannya.

Selang beberapa menit dirinya memejamkan matanya namun tidak tertidur. Telinganya mendengar bunyi pintu terbuka yang berasal dari kamar Elena. Diego bisa mendengar suara langkah kaki Elena yang mendekat ke sofa.

"Dia masih di sini? Aku kira dia sudah pergi sejak tadi."

Diego menebak gadis itu masih berada di sana karena Diego mengintip sedikit dari celah lengannya tanpa diketahui Elena. Elena sedang memperhatikannya. "Dia selalu memakai baju tebal, apa dia tidak merasakan panas?"

Diego menyeringai, tahu apa yang akan dilakukan gadis itu selanjutnya. Elena membuka lapisan luar bajunya dengan amat perlahan lalu beralih ke lapisan kedua. Elena nampak kesulitan membuka kancing di bagian dadanya. Diego langsung menggenggam tangan gadis itu yang berada di dadanya. Tindakannya tersebut berhasil membuat Elena terkejut.

"D--diego, k--kau sudah bangun?"

"Aku memang tidak tidur."

Mata Elena melotot dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Diego, akan tetapi Diego terlalu kuat jika dibandingkan dengannya. Elena hanya pasrah dengan wajahnya yang semerah kepiting rebus. Diego menyeringai, mengangkat tubuh Elena dan menindihnya di sofa itu.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Diam. Aku hanya ingin memelukmu saja."

Diego memeluk Elena dengan posisinya yang berada di atas tubuh gadis itu. Kepalanya ia sandarkan di dada gadis itu, sekarang Diego bisa mendengar jelas detak jantung Elena yang terpacu cepat. Elena menghela nafasnya. Memeluk leher Diego dan mengelus lembut rambut pria itu. Diego memejamkan matanya, merasakan elusan di kapalanya yang membuatnya nyaman.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now