Bagian 40

2.6K 120 6
                                    

BRAK!

"AMBER!"

Amber yang semula hanya duduk tenang di ranjangnya sambil menatap keluar jendela, langsung menoleh ke sumber suara dari seseorang yang sangat ia rindukan. Giovanni memeluk erat Amber dan mengecup berkali-kali puncak kepala gadis itu.

"Sayang, syukurlah kau sudah sadar. Apa ada yang masih sakit?"

Amber tidak bergeming. Gadis itu masih menatap tidak percaya pada apa yang ada di depannya. Giovanni kembali menemuinya. Tak terasa air matanya menetes. Tangannya menggapai wajah Giovanni.

"Ini kau, Gio?"

"Iya, sayang. Ini Gio mu. Aku telah kembali sesuai janjiku."

Giovanni mengambil tangan Amber di wajahnya dan mengecup setiap jarinya. Mereka saling menatap lama hingga wajah Giovanni semakin mempersempit jarak dengan wajah Amber. Mata Giovanni terlihat menatap bibir Amber yang selama ini ia inginkan.

Cup!

Hanya ciuman biasa terjadi cukup lama hingga Amber mendorong pelan dada pria itu. Giovanni menatap Amber yang menundukkan wajahnya, namun ia masih bisa melihat wajah gadis itu yang bersemu merah. Ia tersenyum tipis lalu mengangkat Amber untuk duduk di pangkuannya dan saling berhadapan. Amber terkejut dengan tindakan Giovanni.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Kenapa? Aku hanya ingin menatapmu saja karena kau menunduk seperti itu. Sekarang aku bisa melihat wajahmu dengan jelas."

Giovanni menatap intens wajah Amber yang terlihat salah tingkah. Tangan Amber reflek menutupi muka Giovanni. Ia sangat malu di tatap sampai seperti itu oleh Giovanni apalagi dengan jarak sedekat ini. Itu sama sekali tidak baik bagi kesehatan jantungnya.

"Apakah ini memalukan bagimu? Tapi aku tidak peduli karena aku lebih menyukai posisi seperti ini."

"Itu karena kau mesum!"

"Mesum? Dari mananya aku mesum? Aku hanya memangku mu saja tidak lebih. Memang apa yang kau pikirkan? Mengaku saja!"

"A-apa...? Ak-aku tidak berpikiran apa-apa! Jangan menggodaku terus, Giovanni! Kau menyebalkan!"

"Ha ha, tapi kau menyukai pria menyebalkan ini."

"Ya ya ya, terserahmu saja! Dasar vampir!"

"Kau sudah tahu aku seorang vampir. Jadi, kau tahu apa yang ku inginkan sekarang, kan? Kau tidak akan membiarkanku melakukannya? Aku sudah beberapa hari menahan."

"...! Tu-tunggu dulu, Giovanni! M-maksudmu kau mau darahku...?"

"Iya, sayang. Cepat berikan itu padaku. Aku sangat lapar sekarang."

Amber meremas pundak Giovanni. Giovanni menyadari kalau Amber pasti merasa ketakutan. Ia mencoba menenangkan Amber dengan membaringkan tubuh Amber dengan lembut ke kasurnya lalu menindih tubuh itu, tidak benar-benar menindihnya karena perbedaan ukuran tubuh antara keduanya berbeda jauh.

Amber menatap mata Giovanni yang sudah berkabut, haus akan darah namun pria itu masih bisa mengendalikan nafsunya membuat Amber merasa nyaman di sela ketakutannya. Giovanni melorotkan baju yang menghalanginya mengekspos tulang selangkah Amber.

Tangan Giovanni dengan lembut, mengelus dari wajah hingga leher Amber membuat gadis itu memejamkan matanya menikmati sentuhan itu. Giovanni menikmati semua ekspresi yang di buat gadis di bawahnya ini. Ia pun mulai mengendus aroma darah Amber yang sangat menggoda.

Perlahan dan lembut, taring Giovanni berhasil menembus kulit leher Amber. Amber berteriak kecil dan menggigit bibirnya sendiri menahan rasa sakit sekaligus nikmat yang ia rasakan secara bersama.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now