Bagian 26

2.5K 127 8
                                    

Begitu banyak yang ia pikirkan hingga membuat Amber termenung di kolam itu.

"Jadi yang dilihat orang di desa tentang makhluk yang menghisap darah ternak dan bermata merah itu, vampir?"

"Benar."

Amber reflek menoleh ke sumber suara. Dia yakin dia hanya seorang diri di tempat itu. Tidak ada siapapun di sana, lalu berasal dari mana suara barusan itu?

"Aku di sini, sayang."

Dari kegelapan, muncul sosok berperawakan manusia yang sangat Amber kenali. Siapa lagi kalau bukan Giovanni. Amber bersikap waspada saat tahu pria itu mendekat ke arahnya.

"Kau takut padaku, Am?"

"Tentu saja! Siapa yang tidak akan takut dengan makhluk yang mengerikan sepertimu?!"

"Lalu, kau tadi berani berdekatan dengan para pelayan itu? Nafsu mereka akan darah lebih besar dariku, Am. Harusnya kau lebih berhati-hati pada mereka."

"Aku belum pernah melihat dengan mata kepalaku sendiri, jadi aku tidak akan percaya!"

"Itu terserah padamu."

Giovanni meraih sebuah kotak di samping kolam. Kotak yang berisikan bubuk yang saat dicampur dengan air dapat mengeluarkan busa. Aroma semerbak Lavender memenuhi tempat itu. Amber sampai memejamkan matanya menikmati aromanya.

Giovanni tersenyum. Dia memang sengaja menyiapkan semua kebutuhan Amber di kastilnya ini. Dia tahu apa saja yang di suka dan tidak di suka oleh Amber.

Di berjongkok di belakang tubuh Amber. Dari bahu  gadis itu, ia mulai meratakan busa sabun di tangannya. Sedangkan Amber sendiri tersentak dengan apa yang dilakukan Giovanni hingga membuatnya reflek menjauh dari pria itu. "Apa yang kau lakukan?! Jangan menyentuhku!"

"Aku hanya membantumu mandi. Apa salahnya?"

"A--aku bisa mandi sendiri! Tinggalkan aku!"

"Tidak."

Giovanni berdiri dan mulai melucuti pakaiannya sendiri. Amber melotot atas aksi Giovanni. Hingga tersisa lah celananya yang masih menempel di badannya. Ia menatap Amber dengan menggoda.

Amber memalingkan wajahnya yang memerah. Gadis itu balik memunggunginya. Terdengar suara resleting terbuka dan air kolam yang bergelombang, tanda seseorang masuk ke sana.

Tubuh Amber ditarik Giovanni hingga tubuh telanjang keduanya saling menempel. Amber mencoba memberi jarak keduanya, namun Giovanni menahan pinggang Amber. "Jangan menjauh."

"L--lalu kau mau apa?! Kita tidak boleh seperti ini, biarkan aku pergi!"

"Siapa yang bilang begitu? Kau akan menjadi pasanganku. Kita akan melakukan lebih dari ini, jadi kenapa harus malu?"

"M ... Malu ...? Aku tidak malu! Aku ... Aku memang tidak suka berdekatan seperti ini saja. Aku akan mandi di pojok sana dan kau silakan mandi di sebelah sini!"

Giovanni lagi-lagi berhasil menahannya yang mencoba kabur. Giovanni mengendus leher Amber yang berhasil membuat gadis itu merinding. "Ah, baumu membuatku ingin ...."

"Ingin apa?! Tidak lagi! Kau sudah meminum darahku hingga membuatku pingsan dua hari! Jangan lagi, aku tidak mau!"

"Ha? Apa aku bilang akan menghisap darahmu lagi?"

Amber tidak menjawab. Amber merutuki dirinya sendiri karena sudah salah paham akan ucapan pria itu yang bisa-bisanya membuat dirinya malu sendiri.

Giovanni tersenyum tipis. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Amber. Lingkaran tangannya di pinggang gadis itu semakin erat. Amber menutupi bagian atas tubuhnya dengan tangannya.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now