Bagian 29

2.4K 110 8
                                    

Sebuah rumah di pinggir hutan, gadis bernama Gracia tengah memetik sayuran yang ia tanam di samping rumahnya. Terdiri dari terong, tomat, mentimun, sawi dan brokoli.

Gracia membawa keranjang yang sudah penuh dengan sayuran yang ia tanam menuju ke dapur rumahnya. Gadis itu mencuci terlebih dulu sayuran-sayuran itu sebelum memilihnya untuk ia jadikan masakan.

Adiknya sudah pergi ke sekolah, sementara dia hari ini libur tidak jualan seperti biasa karena kondisi ibunya akhir-akhir ini membuatnya khawatir. Di tambah sekarang musim hujan.

Dengan cekatan tangannya meracik semua bumbu-bumbu itu hingga jadilah masakan yang menggugah selera siapa saja yang mencium aromanya. Gracia menyimpan makanan yang masih hangat itu di rak, sementara dirinya kembali memasakkan bubur khusus untuk ibunya yang ia campur dengan sayuran.

Setelah bubur buat ibunya siap, Gracia membawanya beserta segelas air putih menuju kamar sang ibu. Ibunya tengah tertidur lelap membuat Gracia tidak tega untuk membangunkannya. Jadi dia meletakkan bubur itu di meja dan menutupinya dengan tutup panci agar kondisi buburnya tetap hangat sampai ibunya itu bangun nanti. Tak lupa juga dirinya menyiapkan obat.

Gracia telah selesai dengan urusan rumah, kini gadis itu hanya duduk-duduk di depan rumahnya yang sengaja ia tanami bunga-bunga di musim hujan ini.

Mata Gracia menikmati suasana pepohonan di sekitarnya, sampai tiba-tiba sekelebat bayangan terlihat oleh matanya. Sekelebat bayangan itu nampak seperti banyangan manusia yang berlari dengan cepat.

Gracia terlalu ingin tahu, akhirnya gadis itu mengikuti arah perginya bayangan seseorang itu. 'Aku yakin tadi dia berlari ke arah sini. Itu sama sekali tidak normal! Orang dengan kecepatan lari seperti itu... ?!'

Di sisi lain, Axelle yang menyadari dirinya di ikuti Gracia, menampilkan seringainya. Dia memang sengaja memancing Gracia datang dan ternyata berhasil dengan mudahnya.

Hap!

"KYAHHHH!"

Axelle menarik pinggang Gracia dari belakang. Tangannya menutup kedua mata gadis itu.

"SIAPA KAMU! LEPASKAN SAYA, TOLONG!"

"Sstt, kau aman sayang."

Tubuh Gracia menggigil merasakan deru nafas seseorang yang tengah memeluknya posesif di perpotongan lehernya. Dia merasakan benda kenyal dan basah menjelajahi lehernya.

Gracia menutup mulutnya rapat-rapat. Kedua tangannya meremas erat tangan Axelle yang merangkul pinggangnya. Tangan Axelle mencoba masuk ke baju Gracia, namun segera Gracia tahan.

"J-jangan... Ng..."

Cup... Cup...

"Kau menyukai ini, kan? Munafik!"

"T-tidak! Aku mohon, lepaskan aku... Hiks..."

Seketika itu Axelle menghentikan tindakannya dari hendak memberikan cupang ke leher gadis itu setelah mendengar suara tangisan. Tubuh Gracia gemetar di pelukannya membuat dirinya melonggarkan pelukannya.

Gracia yang merasakan rengkuhan seseorang di belakangnya melonggar, mengambil kesempatan untuk kabur. Sebelum Gracia berbalik, Axelle pergi dengan kecepatannya sehingga membuat Gracia sama sekali tidak sempat mengetahui sosoknya.

Gracia berlari kencang kembali ke rumahnya. Gadis itu menutup pintu rumahnya rapat-rapat. Jantungnya berdetak kencang dan tubuhnya tidak berhenti gemetaran. Kakinya lemas hingga membuatnya merosot ke lantai. Gracia memeluk tubuhnya sendiri.

'Apa yang telah terjadi tadi? Siapa sosok yang mau melakukan hal itu padaku?'

Di tempat Amber sekarang. Gadis itu terlihat sedang membujuk Isabelle untuk memperbolehkannya keluar menemui temannya. Namun, Isabelle tetap kokoh pada keputusannya tidak mengizinkan Amber keluar.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now