Bagian 51

2.2K 93 16
                                    

"Apa yang kau rasakan saat ...saat kau menyukai seseorang ...?"

Tawa Giovanni pecah kali ini. Diego menatapnya tajam dan melipat tangannya di depan dada, membiarkan Giovanni menertawakannya dengan puas. Giovanni berhenti tertawa dan menepuk pundak Diego.

"Sama seperti yang kau rasakan saat ini. Aku tahu siapa gadis itu."

"Hey, jangan bilang kau memata-mataiku!?"

"Kau pikir aku tidak punya pekerjaan lain sampai harus memata-mataimu?! Aku dan Amber hanya kebetulan saja melihatmu pergi bersama seorang gadis!"

Diego diam. Giovanni menunggu Diego berbicara atau bertanya sesuatu lagi padanya. Giovanni menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Tapi, aku takut para tetua akan menentang ini. Vampir dan manusia bersama?"

"Ck, kenapa kau harus memikirkan para orang tua itu!? Kau pikir posisiku sekarang berbeda denganmu!? Aku juga mencintai seorang manusia!"

Diego terdiam lagi. 'Dia benar. Amber manusia dan dia vampir tetapi mereka bisa hidup bersama. Tapi, apakah aku benar-benar mencintainya atau hanya karena darahnya saja?'

"Kalau kau menyukainya, berjuanglah agar dia mendapat pengakuan di sini. Kau mengerti maksudku? Ajaklah ia hidup selamanya bersamamu di dunia immortal ini. Aku mengizinkanmu karena kau sahabatku dan aku percaya padamu. Kalau ini vampir lain, aku akan berpikir-pikir dulu sebelum mengatakan ini."

Giovanni meninggalkan Diego yang masih berpikir. Diego kesulitan mengambil keputusannya. Dia masih belum yakin tentang sesuatu yang dia rasakan ini, memutuskan kembali ke kamarnya. Sampai tiga hari berlalu tanpa Elena. Diego sengaja tidak menemui gadis itu saat dirinya berada di dunia manusia.

Tiga hari juga ia lalui dengan terus memikirkan Elena. Sesuatu dalam dirinya terus mendorongnya untuk menemui gadis itu secepatnya sampai akhirnya Diego menyerah. Diego kembali ke dunia manusia untuk menemui Elena.

Elena yang baru keluar dari kamar mandi hanya mengenakan sehelai handuk yang menutupi dada hingga atas lutut gadis itu, terkejut dengan kehadiran Diego di sana. Mata Diego fokus ke leher dan pundak Elena yang terekspos jelas. Diego menelan ludahnya dengan susah payah. Nafsu akan darah melonjak naik begitu saja. Elena menyadari keanehan pada Diego, berjalan mendekati pria itu namun Diego menghindarinya dengan melangkah mundur.

"Jangan mendekat!"

Elena menghentikan langkahnya saat itu juga. Seberapa kuat Diego menahan nafsunya itu, tetapi tetap warna mata dan taringnya tidak bisa membohongi. Elena tahu kondisi Diego sekarang, semakin mempersempit jarak mereka. Elena meraih tangan Diego dan menggenggamnya lembut.  Diego menatap Elena dengan mata berkabut.

"Jangan menahannya, Diego. Aku senang jika kau mau meminum darahku lagi."

Mendengar kata perizinan dari mulut Elena, Diego membiarkan nafsu mengendalikannya. Diego menarik lebih dekat tubuh Elena dan menancapkan taringnya sedikit kasar ke pundak gadis itu. Elena memekik kecil merasakan sakit di area gigitan itu. Diego minum hanya sedikit. Diego mendekatkan wajahnya dengan wajah Elena. Diego menatap dalam kedua mata Elena.  "Kau mau bertanggung jawab atas ini semua?"

Elena mengerutkan alisnya. Gadis itu nampak tidak mengerti maksud perkataan Diego. Diego tidak ada niat untuk menjelaskan lagi, justru tertawa kecil. Elena memanyunkan bibirnya.

"Kalau kau seperti itu, aku akan menciummu sampai kau tidak bisa bernafas."

Elena menormalkan ekspresinya, wajahnya memanas. Elena mendongak ketika dia ingat sesuatu yang ingin ia tanyakan kepada Diego yang sempat dia lupakan. "Diego, aku bertemu dengan vampir itu beberapa hari yang lalu. Tapi anehnya, dia tidak menangkapku. Dia hanya diam dan memperhatikanku saja. Kau tahu apa yang terjadi padanya?"

AMBER and the vampire prince (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora